Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2020, 06:10 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana Pramesti menyatakan bahwa jumlah okupansi bus gratis yang disediakan di stasiun-stasiun KRL ramai penumpang di Bodetabek konsisten di atas 1.000 orang.

Akan tetapi, jumlah okupansi tersebut masih belum mencapai tingkat kapasitas maksimum yang tersedia.

"Pada Senin (13/7/2020), tercatat 1.112 orang penumpang yang diangkut," jelas Polana melalui keterangan tertulis kepada wartawan pada Senin (13/7/2020) sore.

"Jumlah tersebut meliputi dari Bogor (Stasiun Bogor dan Botani Square, Bogor) sebanyak 935 orang dan dari Stasiun Cikarang, Bekasi sebanyak 177 orang," imbuhnya.

Baca juga: Bima Arya Klaim 150 Bantuan Bus Gratis Cukup Bantu Urai Kepadatan di Stasiun Bogor

Polana mengungkapkan, jumlah bus gratis yang memberangkatkan penumpang hanya 77 unit kemarin pagi, dengan rincian 65 perjalanan dari Stasiun Bogor dan 12 sisanya dari Stasiun Cikarang, Bekasi, dari total 170 unit yang tersedia.

Hasil pemantauan BPTJ pagi tadi, antrean panjang terjadi sejak sekitar pukul 05.15 WIB. Keberadaan bus gratis yang disediakan BPTJ dan Pemprov DKI Jakarta diklaim mampu mengurai antrean sekitar pukul 06.30 WIB.

Polana menambahkan, okupansi bus gratis tersebut tidak jauh berbeda banyak dengan waktu-waktu sebelumnya.

Jumlah pengguna bus gratis di atas 1.000 orang tampak konsisten sejak bulan lalu.

Baca juga: Pemerintah Tambah 150 Bus Gratis Urai Kepadatan Penumpang KRL di Stasiun Bogor Senin Pagi

Senin (15/6/2020), saat jumlah bus gratis yang tersedia masih 82 unit, okupansi penumpang sudah mencapai 1.145 orang. Jumlah bus yang berangkat yakni 75 unit.

Sama dengan situasi sekarang, keberangkatan paling banyak didominasi dari Stasiun Bogor, disusul keberangkatan dari Bekasi, yakni Stasiun Tambun dan Cikarang.

"Bus yang disiapkan di Tangerang hampir tidak termanfaatkan karena tidak terjadi penumpukan penumpang KRL, sehingga hanya mengangkut 2 orang," tutur Polana.

"Oleh karena itu untuk selanjutnya di Tangerang tidak lagi disiapkan layanan bus gratis ini. Karakteristik pelaju Tangerang-Jakarta relatif lebih dekat dan sudah cukup banyak angkutan JR Conn," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com