Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ayah Korban Pencabulan Pengurus Gereja di Depok, Tersangka Tak Minta Maaf, Malah Mau Ajak "Damai"

Kompas.com - 15/07/2020, 06:00 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Rabu (15/7/2020) ini, tepat empat bulan sebuah peristiwa kelam diketahui telah menimpa Guntur (bukan nama sebenarnya) dan keluarganya.

Pada 15 Maret lalu, putra Guntur yang berusia 12 tahun menjadi korban kesekian seorang predator seksual anak berinisial SPM. SPM merupakan pembina kegiatan misdinar di Gereja Paroki Santo Herkulanus, Depok, Jawa Barat.

Guntur berkisah, pertengahan Maret itu serangkaian pencabulan yang dilakukan SPM terhadap anaknya sejak Januari terbongkar. Januari lalu, SPM mulai melancarkan pencabulan dengan memegang kemaluan anaknya.

Pertengahan Maret itu, tindakan predator seksual itu sudah begitu jauh terhadap anak Guntur.

Baca juga: Orangtua Korban: Pengurus Gereja di Depok Juga Suka Umbar Pornografi di Grup WA

SPM akhirnya ditangkap polisi pada awal Juni lalu, setelah Guntur bersama tim investigasi internal gereja bersusah-payah mengumpulkan alat bukti di tengah pandemi Covid-19.

Bukan perkara mudah mencari alat bukti dari insiden kejahatan seksual yang kerapkali tak meninggalkan jejak. Selain itu, peristiwa terakhirnya sudah lewat tiga bulan lamanya.

Bagi sebagian orang, ditangkapnya seorang penjahat oleh polisi mungkin dianggap bahwa kasus sudah tuntas.

Akan tetapi, hal itu tak berlaku buat Guntur dan keluarganya. Perjalanan masih panjang. Ia, istri, dan anaknya masih dilanda trauma hebat karena dampak kejahatan SPM yang bahkan juga mencabuli puluhan anak misdinar lain sejak awal 2000-an.

“Saya mau dia dihukum seberat-beratnya. Saya setiap hari, setiap saat, kalau korban bertambah, saya selalu takut kelak korban-korban ini akan jadi seperti dia,” kata Guntur ketika berbincang dengan Kompas.com, hari Minggu (12/7/2020) lalu.

“Anak-anak lain belum tentu seperti anak saya yang bisa membuka semua kejadian yang dialami. Ada beberapa orangtua tidak seperti kami dalam hubungannya dengan anak. Ada beberapa anak tidak berani cerita ke orangtuanya,” ujar dia.

Tersangka tak minta maaf

Guntur mengaku, sebelumnya ia tak pernah bersua dengan SPM. Dari kabar yang dia dengar sebelum kasus itu jadi terkuak ke publik, beberapa orang menaruh respek pada SPM yang dikenal sebagai salah satu pengurus senior di gereja tersebut.

Guntur kini menilai apa yang dianggap sebagai reputasi SPM hanyalah kedok agar kejahatannya terhadap anak-anak misdinar tidak tercium.

“Ada orangtua misdinar juga yang otaknya sepertinya juga tampak ikut tercuci, menganggap dia (SPM) baiklah atau apalah,” kata dia.

“Saya kenal salah satunya, kasihan sekali orangtuanya. Akhirnya dia menyadari,” ungkap Guntur.

SPM, dalam pandangan Guntur, sama sekali bukan orang yang layak diberi hormat. Setelah kasus kejahatan seksual itu terungkap, Guntur melihat SPM bahkan tampak tak merasa bersalah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com