Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyintas Covid-19, Baru Sembuh Setelah 44 Hari Karantina

Kompas.com - 15/07/2020, 09:08 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Yusuf Wibisono, warga kelurahan Parigi, Tangerang Selatan (Tangsel), akhirnya dinyatakan sembuh dari Covid-19 setelah 44 hari menjalani isolasi.

Selama 36 hari, dia menjalani isolasi mandiri di rumahnya sendiri, dan dilanjutkan dengan karantina selama 8 hari di Rumah Lawan Covid-19 (RLC) Tangsel.

Proses penyembuhan Yusuf terbilang cukup lama, karena selama menjalani isolasi mandiri dirinya kerap stres dan merasa tertekan.

Hal itu karena Yusuf merasa tersudut setelah mendengar sejumlah tetangga khawatir tertular Covid-19.

"Untuk keluar berjemur aja tetangga sudah was-was jadi kita merasa jadi aneh," ujarnya ketika diwawancarai, Selasa (14/7/2020) malam.

"Saya pernah merasakan bagaimana tertekannya. (Berat badan) dari 70 kilogram, sekarang mungkin 60 kilogram," sambungnya.

Baca juga: Daftar 25 Kelurahan dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Jakarta

Yusuf bercerita, pada awalnya dia mengikuti rapid test massal di kantornya pada Mei 2020 dan dinyatakan reaktif Covid-19.

Kemudian, dia diminta untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dengan uji swab dan hasilnya positif Covid-19.

Tiga kali Swab hasilnya positif

Yusuf mengaku tidak mengetahui darimana dia tertular virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) dan masuk kategori pasien orang tanpa gejala (OTG).

"Rapid massal tanggal 29 Mei hasilnya reaktif dan tanggal 30 Mei langsung swab test," ujar Yusuf.

Usai dinyatakan positif Covid-19, Yusuf diminta menjalani isolasi mandiri di rumahnya lantaran berstatus sebagai OTG.

Baca juga: UPDATE 14 Juli: Pasien Sembuh Covid-19 di Tangsel Tambah 10 Orang, Totalnya Kini 325

Sementara anak dan istrinya yang dinyatakan negatif Covid-19 tinggal sementara di tempat kerabatnya.

"Keluarga saya di rumah saudara. Jadi saya sudah hampir dua bulan ngga ketemu anak istri. Cuma dianter makanan aja," ungkapnya.

Setelah menjalani isolasi mandiri lebih dari dua pekan, Yusuf kembali menjalani swab test untuk kedua.

Hasil pemeriksaan saat itu belum menyatakan negatif Covid-19. Isolasi mandiri harus dilanjutkan.

"Kemudian saya Swab ketiga tanggal 2 Juli itu masih positif dan dirujuk ke Rumah Lawan Covid-19. Jadi Swab yang pertama 30 Mei, terus kedua tanggal 17 juni, ketiga 2 Juli itu positif semua," ungkapnya.

Sembuh setelah 44 hari

Setelah 36 hari menjalani isolasi mandiri di rumah, Yusuf disarankan oleh petugas medis untuk menjalani karantina di RLC agar mendapatkan pendampingan intensif.

Baca juga: Wali Kota Sebut Peningkatan Kasus Covid-19 di Bekasi Berasal dari Klaster Keluarga

Pasalnya, petugas medis menilai bahwa Yusuf kerap stres sehingga membuat proses pemulihan menjadi lebih lama.

"Ada lah yang kayak menyudutkan, karena kita buat ngejelasin kan ke orang belum tentu diterima. Makanya lebih baik ikuti saran tim medis aja," ujar dia.

Setelah menjalani karantina selama 8 hari di RLC, Yusuf dinyatakan sembuh setelah hasil swab terakhir negatif Covid-19.

Menurut Yusuf, dirinya bisa sembuh lebih cepat usai dirujuk ke RLC karena merasa lebih tenang dan nyaman selama menjalani karantina.

Selain itu, selama di tempat karantina, Yusuf juga mendapat dukungan dari para tenaga medis dan para pasien lainnya.

"Beda situasinya. Kalau di rumah kita enggak terlalu bebas kaya di sini, bisa enjoy aja di sini lingkungannya. Karena kalau di rumah lingkungan dekat tetangga," kata Yusuf.

Tetap patuhi protokol kesehatan

Dengan kesembuhannya, Yusuf mengaku senang karena dapat bertemu kembali dengan keluarganya dan bisa beraktivitas seperti sedia kala.

"Senenglah saya, akhirnya bisa ketemu keluarga, ketemu istri dan anak. Setelah isolasi saya sekarang sudah bisa kerja lagi," tutur Yusuf.

Pengalamannya selama 44 hari melawan Covid-19 sampai dinyatakan sembuh memberikan Yusuf banyak pelajaran bahwa protokol kesehatan sangat penting untuk terapkan.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk patuh protokol kesehatan jika tidak mau tertular Covid-19.

"Ya masyarakat harus bisa sesuai menjalani protokol kesehatan, minimal pakai masker. Kalau enggak perlu-perlu banget jangan keluar, jangan dikerjain deh. Kalau memang enggak urgen mending jangan," ungkapnya.

"Saya sudah merasakan enggak ketemu keluarga, ketemu istri dan anak sudah hampir dua bulan karena karantina," tambah Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com