"Belum tahu juga, kita kan mesti lihat banyak pertimbangan karena masuk sekolah bukan hanya ada yang nawarin masuk sekolah ini itu, jadi masih banyak yang dipertimbangkan dan dipikirkan," ucapnya.
Tawaran Pemprov DKI berlaku untuk umum
Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefuloh sebelumnya mengatakan bahwa akan membantu Arista untuk masuk SMA swasta karena tak diterima di SMA negeri.
Baca juga: Siswi Peraih 700 Piala Tak Diterima di SMA Mana Pun, Ini Penjelasan Disdik Jakarta
Namun, menurut Siwi, bantuan tersebut memang bersifat umum kepada semua anak, bukan hanya Arista.
"Kalau swasta penawaran Pemprov buat umum. Waktu itu direncanakan yang enggak diterima dimasukin swasta," terangnya.
Tawaran itu tak menjamin Pemprov DKI untuk menanggung semua biaya Arista di sekolah swasta.
"Iya memang kita kalau misal Arista dibantu juga enggaklah enggak mungkin karena bukan buat Arista saja," tutup Siwi.
Gagal PPDB berulang kali
Sebelumnya, Siwi sudah mendaftarkan cucunya melalui beberapa jalur PPDB, mulai dari jalur prestasi non-akademik, afirmasi untuk pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), zonasi, hingga prestasi akademik.
Namun, Arista selalu gagal meraih kursi sekolah negeri melalui jalur-jalur PPDB tersebut.
Saat mengikuti jalur prestasi non-akademik, Arista gagal karena prestasinya diraih saat ia duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Padahal, Arista banyak meraih prestasi di bidang seni lukis. Total, ada 700 piala yang telah diraihnya selama mengikuti lomba seni lukis.
Penghargaan yang pernah ia raih, antara lain juara III lomba cipta seni pelajar tingkat nasional dan juara I festival lomba Kementerian Perhubungan.
"Kalau jalur prestasi syaratnya penghargaan yang diraih maksimal berjarak dua tahun saat dia (Arista) mendaftar PPDB. Karena prestasinya pas SD, jadi enggak bisa," kata Siwi saat dikonfirmasi, Sabtu (5/7/2020).
Sementara itu, pada jalur afirmasi, Arista tak lolos lantaran faktor usia. Banyak calon siswa yang diterima berusia lebih tua dibanding Arista.
Siwi kemudian mendaftarkan Arista melalui jalur zonasi. Namun, lagi-lagi Arista gagal karena faktor usia.
"Saya nyoba (mendaftarkan Arista di) enam sekolah, pertama di SMAN 12, 61, dan 21, gagal karena usia. Dicoba lagi ke SMAN 36, 59, dan 53, sama tidak keterima, kalah usia," ungkap Siwi.
Tak patah arang, Siwi terus mengupayakan Arista agar bisa bersekolah di SMA negeri.
Siwi mendaftarkan Arista melalui jalur prestasi akademik. Akan tetapi, upayanya juga gagal karena faktor usia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.