Mengapa diganti CLM?
Syafrin menjelaskan, pengisian SIKM sebelumnya bertujuan untuk membatasi aktivitas warga yang hendak keluar masuk Jakarta selama masa pembatasan sosial berskal besar (PSBB).
Berbeda dengan SIKM, CLM bertujuan untuk mengendalikan aktivitas masyarakat selama PSBB transisi sehingga mereka merasa aman dan mengetahui kondisi kesehatan mereka saat beraktivitas.
"Yang kita kedepankan adalah prinsip pengendalian bagaimana pergerakan orang di jakarta itu seluruhnya aman dari wabah Covid-19. Karena prinsipnya pengendalian, maka pergerakan orang itu harus dipantau secara keseluruhan," kata Syafrin.
Baca juga: SIKM Digantikan CLM, Begini Penjelasannya
CLM atau kalkulator Covid-19 dapat diakses melalui aplikasi Jaki. Dalam proses pengisiannya, warga diminta mengisi identitas diri dan kondisi kesehatan.
Berbeda dengan SIKM, warga tidak perlu melampirkan hasil rapid test maupun pemeriksaan Covid-19 menggunakan metode swab saat mengisi formulir CLM.
Syafrin menyampaikan, pengisian CLM mengarah pada self-assessment untuk mengetahui indikasi awal apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.
Oleh karena itu, warga diimbau mengisi identitas dan kondisi kesehatan secara jujur sehingga sistem aplikasi CLM dapat memberikan hasil riil tentang kondisi kesehatan warga dan rekomendasi perjalanan ke luar rumah.
"Ini semacam self-assessment. Jadi kita mau mengimbau warga untuk mengisi CLM dengan sebenar-benarnya karena di sana hasil isian kita dinilai oleh sistem, kemudian diberi skor," ungkap Syafrin.
Apabila skor kurang dari ambang batas yang ditentukan, maka pengisi CLM akan direkomendasikan tidak melakukan perjalanan ke luar rumah.
Baca juga: Warga Luar DKI Diimbau Isi Formulir CLM Sebelum Masuk Jakarta
"Jika skornya di atas passing grade yang ditetapkan, maka rekomendasinya boleh bepergian," kata Syafrin.
Tak hanya dilarang beraktivitas di luar rumah, mereka yang memiliki skor di bawah passing grade juga direkomendasikan untuk melakukan tes pemeriksaan Covid-19 di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
"Kami mengimbau kepada warga yang direkomendasikan tes, jangan melakukan perjalanan dulu. Anda lakukan tes dulu, setelah mendapat hasil tes negatif, silahkan lakukan perjalanan," ucap Syafrin.
"Atau jika positif, tentu ada treatment tertentu, apakah karantina mandiri atau sesuai rekomendasi dokter pada saat dilakukan tes," lanjutnya.
Kompas.com pun mencoba mengikuti tes CLM. Berdasarkan pengalaman Kompas.com, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengikuti tes CLM. Berikut caranya:
1. Unduh aplikasi JAKI di App Store dan Play Store
2. Buka aplikasi JAKI.
3. Pilih menu JakCLM.