JAKARTA, KOMPAS.com - Lonjakan kasus Covid-19 di DKI Jakarta terjadi beberapa kali selama masa transisi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Salah satunya yang terjadi pada Minggu (12/7/2020). Jumlah pasien positif Covid-19 mencapai angka 404 dan menjadi yang tertinggi sejak awal kasus Covid-19 DKI.
Data ini menunjukkan bahwa positivity rate harian di DKI sebesar 10,5 persen.
Positivity rate adalah rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes corona dengan total jumlah tes.
Positivity rate mingguan lewati batas WHO
Selain positivity harian yang sempat tinggi, positivity mingguan pada pekan terakhir PSBB adalah 5,9 persen.
Baca juga: Anies: Jangan Lengah, 66 Persen Kasus Positif Covid-19 Baru di Jakarta Adalah OTG
Untuk positivity rate yang disyaratkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) adalah di bawah 5 persen.
Ia menjelaskan, selama 5 minggu terakhir pada masa awal PSBB transisi positivity mingguan di Jakarta berturut-turut adalah 4,4 persen, kemudian pekan kedua 3,1 persen, pekan ketiga 3,7 persen, pekan keempat 3,9 persen pekan kelima 4,8 persen.
"Di pekan terakhir ini, positivity rate kita meningkat menjadi pekan ini 5,9 persen selama satu minggu ini. Jadi sudah lama kita ini di bawah 5 persen, tapi seminggu terakhir kita naik di atas 5 persen walaupun masih di bawah 6 persen tapi kita sudah di atas 5 persen," kata Anies dalam tayangan di Akun Youtube Pemprov DKI, Kamis (16/7/2020).
Ia mengingatkan agar masyarakat harus lebih waspada dan tetap menerapkan protokol kesehatan karena angka yang kembali naik ini.
"Artinya kita harus lebih waspada. Meskipun begitu angka 5,9 persen ini masih di bawah rata-rata nasional, yaitu sekitar 12 persen tapi ini naik di atas ambang rekomendasi WHO itu adalah tren testing," jelasnya.
Baca juga: Anies Klaim Jumlah Tes PCR di Jakarta 3,6 Kali Lipat dari Standar WHO
Banyak tes dilakukan
Menurut dia, positivity rate mingguan kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang naik di angka 5,9 persen pada pekan terakhir disebabkan semakin tingginya test swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Anies mengungkapkan, tes swab yang dilakukan di Jakarta sudah 3,6 kali lipat jumlahnya dari standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
WHO mensyaratkan 1.000 testing per 1 juta penduduk.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.