Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Korban Melapor Ditipu 4 Kali oleh Pelaku yang Sama, Terakhir Pakai Sertifikat Tanah Palsu

Kompas.com - 19/07/2020, 07:48 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sejumlah orang yang menjadi korban penipuan dengan modus gadai sertifikat kontrakan mendatangi Polsek Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (18/7/2020).

Mereka bermaksud ingin melaporkan kejadian penipuan dengan pelaku yang sama bernama Lia.

Salah satu korban bernama Lia (50) menjelaskan, penipuan yang dialaminya itu terjadi sebanyak empat kali terhitung mulai bulai Mei 2020 lalu.

Saat itu, dia menerima informasi bahwa ada seseorang yang ingin menggadaikan sertifikat kontrakan yang berlokasi di Pondok Aren, Tangerang Selatan.

"Saat itu saya ketemu dan penyerahan uang Rp 75 juta tapi belum dibalikin. Dia (pelaku) join bisnis timun suri, modal Rp 10 juta, keuntungan Rp 4 juta dibayar setelah lebaran," ujar Lia saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: Simak, 3 Tips Aman Terhindar dari Penipuan Investasi Saham

Tak berhenti sampai disitu, Lia yang belum mendapatkan keuntungan dari usaha timur suri kembali dirayu bisnis lain.

Saat itu bisnis yang ditawarkan adalah konveksi dengan modal sebesar Rp 50.000.000.

"Kita memang seperti diakrabkan gitu. Dia bilang ada barang dari Priok turun nanti dijual ke Cipadu, keuntungan Rp 10 juta. Rp 4 juta dibayar abis lebaran, Rp 5 juta di bulan Juli," kata warga Pamulang, Tangsel ini.

Namun, sampai tanggal yang ditentukan, tidak ada uang keuntungan seperti yang dijanjikan dari bisnis timun suri dan konveksi itu. Alasannya, diputar untuk modal.

"Itu semua belom selesai. Dia nawarin lagi, katanya sebelah rumah dia ada anak ibu haji pemilik kontrakan terjerat narkoba. Saya suruh tebusin anak dengan jaminan surat tanah itu," ucapnya.

Saat itu, kata Ika, pelaku kembali mengumbar janji. Uang yang sudah ditransfer sebesar Rp 150.000.000 untuk menebus anak pemilik kontrakan terjerat nerkoba itu juga tak kembali.

"Saya sudah tranfer katanya itu kontrakan ada yang sudah mau bayarin Rp 500 juta. Berarti untuk Rp 350 juta. Rp 150 juta pulang modal, Rp 50 juta buat urus surat, Rp 300 juta dibagi tiga antara saya, kaka saya dan dia (pelaku). dan kembali itu semua tidak ada," ucapnya.

Baca juga: Viral Unggahan soal Modus Penipuan dengan Pemberian Nomor ATM, Ini Penjelasannya...

Dari situ Ika mula sadar dan mencoba memeriksa sertifikat tanah kontrakan yang digadai pelaku sebelumnya ke Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Hasilnya, sertifikat tersebut dinyatakan palsu.

"Dan ternyata korbannya bukan saya aja. Ada banyak dengan modus yang sama sertifikat tanah kontrakan palsu itu. Total dari kami para korban membuat grup (whatsapp) itu ada 17 orang yang jadi korban," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com