Mereka pun bertarung melawan pasangan Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi yang diusung PDI-P dan Golkar.
Idris-Pradi kala itu menang telak dengan perolehan 411.367 atau 61,91 persen suara, sedangkan pasangan Dimas-Babai meraup 253.086 atau 38,19 persen suara.
Memasuki dunia pemerintahan, Idris-Pradi menunjukkan hubungan yang tidak harmonis.
Kerenggangan keduanya semakin terlihat dari jauhnya hubungan antara PKS dan Gerindra selama menjalankan pemerintahan.
Gerindra kerap merasa Pradi tak dilibatkan dalam pembuatan keputusan di Kota Depok.
Baca juga: Alasan Gerindra-PDI-P Usung Pradi-Afifah di Pilkada Depok 2020
Teranyar, Pradi tak dimasukkan oleh Idris ke dalam jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok yang berisi pejabat-pejabat di Pemkot Depok.
Saat itu, Pradi memang telah mendaftarkan diri dalam penjaringan bakal calon wali kota Depok di internal Gerindra.
Oleh karena itu, Gerindra mantap memutuskan pecah kongsi dengan PKS pada Pilkada 2020.
Berbekal 10 kursi, partai besutan Prabowo Subianto itu memutuskan merapat ke PDI-P, rivalnya pada Pilkada Depok 2015.
Baca juga: Enggan Sesumbar, Pradi Supriatna Tetap Yakin Naik Kelas di Pilkada Depok 2020
Gerindra dan PDI-P memutuskan bersatu untuk melawan kekuatan PKS yang telah berkuasa di Depok selama 15 tahun terakhir.
"Kalau Gerindra, kami sudah tidak mau kalau dengan PKS. Makanya kami sudah tidak berkomunikasi dengan PKS," ujar Sekretaris DPC Gerindra Kota Depok Hamzah, Kamis (2/7/2020).
"Kan sudah pernah (koalisi dengan PKS) dan sudah pernah dikhianati. Buat apa kami, masak mau dibohongi dua kali," tambahnya.
Gerindra dan PDI-P keluar dari konstelasi kekuatan politik di Depok sebagai poros oposisi.
Kedua partai didukung partai-partai lain dengan perolehan di bawah lima kursi, yakni Demokrat, PKB, PAN, dan PPP.
Mereka mantap melawan poros petahana di permintahan, yakni PKS, yang mendapatkan 12 kursi di parlemen dan telah berkuasa tiga periode.
Baca juga: Tantang Hegemoni PKS di Pilkada 2020, PDI-P: Depok Selama Ini Dikelola Secara Autopilot
Gerindra dan PDI-P menargetkan kemenangan dengan perolehan 60 persen suara dalam pemilihan nanti.
"Gerindra maupun PDI-P adalah partai kader. Kami kaderisasinya cukup jelas dan memang itu selalu dimulai tiap tahun, mesin partai kami mulai bergerak," kata Hamzah, kemarin.
"Instruksi dari ketua umum (Gerindra) maupun ketua umum PDI-P sama, kami harus menang mutlak 60 persen dari jumlah suara sah nanti," tambah dia.
Baca juga: Koalisi dengan PDI-P, Gerindra Yakin Raih 60 Persen Suara Pilkada Depok
Dalam kesempatan berbeda, Sekretaris DPC PDI-P Kota Depok Ikravany Hilman mengatakan, selama ini, Kota Depok hanya dikuasai PKS.