Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Handy Chandra
Bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan | Menekuni Inovasi Teknik dan Manajemen Lingkungan Laut | Pengalaman di bidang Maritim dan Pemilik Paten Plutonium Buoy

Kisah Tiga Negara Penikmat Reklamasi

Kompas.com - 20/07/2020, 13:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERITA tentang kegaduhan izin reklamasi Pantai Ancol, pada koran harian Kompas edisi Sabtu (4/7/ 2020), menggelitik memori-memori indah pada tiga negara.

Sama sekali tidak menggelitik keingintahuan siapa yang benar soal hukum. Tidak juga tentang siapa yang unggul secara politik. Tidak ada sama sekali.

Hanya memunculkan kembali memori-memori bagus di negara yang menikmati kemewahan dan kenyamanan hidup dari hasil reklamasi. Pengalaman ke negara-negara pro-reklamasi membuat pengalaman menikmati kemewahan dan kenyamanan tersebut lebih hidup.

Singapura, Belanda, dan Louisiana (Amerika Serikat), adalah negara/negara bagian yang menikmati manfaat sosial, kecantikan lansekap, dan pertumbuhan ekonomi dari reklamasi. Baik itu reklamasi dengan teknik mengeringkan laut (polder) atau pun menimbun laut dengan tanah (land-fill).

Baca juga: Pemprov DKI Revisi Perda Tata Ruang untuk Akomodasi Reklamasi Ancol

Entah kebetulan atau tidak, ketiga negara tersebut masing-masing dua kali saya kunjungi. Entah beruntung atau tidak, visitasi ketiganya dibiayai oleh organisasi-organisasi dari setiap negara. Itu memori indah utama dan abadi bagi saya.

Kita ke negara pertama, Belanda. Dua kali mengikuti pelatihan tahun 2011 dan 2017, masing-masing di Wageningen University dan Twente University.

Semoga bisa sampai yang kelima. Semuanya memberikan kesan manis dan ingin balik lagi, serta kecerdasan rekayasa sipil dutchman.

Kesan manis terhadap infrastruktur, sarana, prasarana, hutan buatan, dan tata ruang di atas lahan reklamasi terasa saat keluyuran. Baik keluyuran resmi (study tour) maupun keluyuran pribadi.

Kalo soal cerdas, biar fakta yang bicara. Tiap tahun ratusan mahasiswa dari Indonesia belajar ke sana.

Lebih dari 2.500 mahasiswa Indonesia belajar di sana, berdasarkan data Nuffic-Neso (Netherlands Education Support Office) Indonesia tahun 2019. Tokoh menteri yang alumni Universitas di Belanda adalah Menteri Luar Negeri, Ibu Retno Marsudi. Juga Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Ibu Siti Nurbaya Bakar.

Memori indah berikutnya, adalah waktu pertama kali mendarat di bandara Schiphol. Kaget bukan main, ketika diumumkaan di pesawat, bahwa bandara ini berada 5 meter di bawah permukaan laut Utara (North sea, Belanda: Noord zee).

Membayangkan akan melihat laut saat turun tangga pesawat, eh ... malah sepanjang mata melihat hanya hamparan lahan komersial dan pertanian. Reklamasinya masif sekali.

Masuk dalam bandara, tata ruangnya rapi, bersih, deretan toko indah dilihat dan lega pedestriannya serta petugasnya ramah.

Baca juga: Reklamasi Ancol Diklaim Bisa Atasi Banjir Jakarta, tapi Bisa Ancam Pemulihan Teluk Jakarta

Bandara ini adalah hasil dari teknik reklamasi bernama polder. Maksudnya, kita membuat daratan dari kawasan laut, dengan cara mengeringkannya. Bukan menimbunnya (land-fill). Mantap kan? Laut dikeringkan lalu jadi bandara dan kawasan komersial.

Memori cakep selanjutnya adalah saat keluyuran di provinsi Flevoland. Ini merupakan monumen kedigjayaan proyek reklamasi di Belanda.

Seratus persen provinsi dari hasil reklamasi dengan teknik penimbunan (land-fill). Iya, Anda tidak salah baca, 100 persen danau (dulunya laut) ditimbun lalu menjadi provinsi kedua belas.

Dengan luas wilayah reklamasi sekitar 2.400 km persegi, Flevoland merupakan provinsi terluas nomer 6 dari 12 provinsi. Sangat mengejutkan juga, ternyata provinsi baru hasil reklamasi lebih luas dari provinsi lain yang lebih tua.

Populasinya nomer 8 terbanyak. Sedangkan ekonominya (produk regional bruto per kapita) nomer 9. Inilah serangkaian fakta bahwa lahan reklamasi, jika dikelola dengan baik, pasti memajukan ekonomi.

Cornelis Coffeman, kolega dari desa Urk di provinsi Flevoland, adalah orang yang mengantar berkeliling. Dari Lelystad, Ibukota provinsi, berkeliling pesisir desa (yang dulunya pesisir laut, dan sekarang jadi pesisir danau).

Mari belajar sejarah sejenak. Agar sama pengetahuan kita, tentang waduk Ijsselmeer (baca: ai-sel-mer). Dulu, sebelum jadi waduk (danau buatan), wilayah ini adalah lautan teluk yang terbuka ke laut Utara.

Untuk mencegah terjadinya banjir pada daerah sekitarnya, maka pemerintah melakukan mitigasi, dengan membangun dam/bendungan bernama Afsluidijk (baca: af-sloit-daik) tahun 1927-1932.

Dam inilah yang mengubah air asin di teluk (dahulu) dan kemudian menjadi air tawar (saat ini), dan diberi nama Ijsselmeer. Rata-rata kedalamannya 5 meter.

Kembali lagi, kami lalu lanjut ke pabrik pengolahan ikan, diteruskan ke Kantor Pelelangan Ikan, kemudian ke tempat belanja barang bermerek (Batavia Stad Factory Outlet), lanjut ke Museum Perikanan, monumen korban musibah kapal ikan yang tenggelam. Terakhir ke sekolah perikanan tertua di Belanda.

Waktu ke sekolah perikanan, dia sangat dihormati. Selidik informasi ke guru di sana, ternyata dia mantan Kepala Sekolah di situ. Karena reklamasi, dia kemudian menjadi komisaris di perusahaan perikanan yang berinvestasi di situ.

Dengan perubahan danau jadi daratan, dia naik status jabatan dan pendapatan. Bagi masyarakat di Urk, reklamasi merubah teritorial pasif menjadi komersial aktif.

Ketika proses reklamasi bagian timur danau Ijsselmeer menjadi daratan pulau, Cornelis masih jadi Kepala Sekolah Perikanan di Urk. Saat itu, belum ada industri perikanan, karena tidak ada lahan darat.

Sebuah foto ditunjukkannya, terlihat kondisi Pulau Urk dari udara yang terisolasi di Danau Ijsselmeer. Sebuah pulau tanpa harapan, tidak ada kemajuan selama ratusan tahun dan nihil prospek positif.

Setelah Urk menjadi bagian dari pulau Flevo, lalu provinsi berdiri tahun 1986, investor masuk membangun pabrik, sistem logistik produk perikanan dan tenaga kerja dari luar Belanda masuk.

Kami ketemu dengan orang Vietnam, orang dari Eropa Timur, dan dari Turki yang bekerja di pabrik-pabrik pengolahan ikan di sana.

Pemerintah membangun pusat pelelangan ikan, fasilitas infrastruktur listrik, air, jalan, dan kereta api, juga pelabuhan dan kapal ferry.

Tidak lupa bandar udara dan stadion sepak bola. Akhirnya pada tahun 2001, sebuah klub sepak bola baru lahir dari provinsi baru ini, bernama FC Almere City. Bermain di liga divisi kedua, di bawah divisi utama (Eredivisie).

Flevoland bagi saya adalah provinsi yang unforgettable. Bukan karena baca buku petunjuk wisata, bukan pula dari browsing Google, bukan juga dengar kata orang. Ini provinsi pertama di dunia hasil reklamasi yang dilihat sendiri, dijelajahi sendiri, dengar langsung dan ngobrol sendiri bersama pelaku sejarah.

Dari Belanda, selanjutnya ke Singapura.

Negara inilah yang bikin heboh tahun 2002–2006, gara-gara aktivitas impor pasir laut dari Indonesia. Bahkan, sampai saat ini masih melakukan aktivitas reklamasi. Karena terbukti nyata manfaat ekonominya.

Bagaimana bisa? Tetap melakukan reklamasi, tapi keran ekspor pasir laut dari indonesia sudah ditutup.

Triknya sederhana. Kapal pengeruk atau penyedot pasir laut berlayar di ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia) sepanjang selat Malaka. Setelah penuh, balik lagi lewat jalur yang sama, lalu bongkar muatan di Singapura.

Bagaimana cara lolos dari pengawasan dan otoritas perairan di Indonesia? Sangat mudah, karena hal teknis kemaritiman. Tapi tidak etis menyampaikannya. Biar otoritas yang berwenang yang memberikan pernyataan. Poin intinya adalah memanfaatkan alur ALKI.

Sejak reklamasi pertama kali tahun 1822, wilayah Singapura sudah berkembang 25 persen sampai sekarang. Dari sekitar 58.000 hektar menjadi 72.000 hektar adalah angka pertumbuhan yang sangat besar.

Mayoritas lahannya dipergunakan untuk memperkuat bisnis pelabuhan, sebagai hub-port (pelabuhan simpul) kawasan Asia Tenggara menuju Amerika dan Eropa. Juga bandar udara, yang secara de-facto menjadi hub-port ke Eropa.

Banyak memori bagus saat ke sana, tapi yang paling mantap adalah suasana saat masuk dengan kapal penyeberangan dari Batam ke Singapura.

Mohon maaf, perjalanan penyeberangan dari Batam ke Singapura sangatlah terasa kontrasnya. Dari Singapura bisa kita belajar bahwa, mengelola aspek budaya atau aspek manusia pada ruang reklamasi, sama vitalnya dengan aspek ekonomi.

Bicara soal ekonomi, pada koran harian Kompas edisi Jumat (3/7/2020) menyebutkan, pendapatan kotor per kapita Singapura sudah di level 59.590 dollar AS.

Indonesia masih pada 4.050 dollar AS. Sekali lagi, adalah fakta bahwa, Singapura menambah 25 persen lahan daratan menjadi komersial aktif dan menjadikannya sumberdaya untuk menjadi macan finansial Asia.

Berikutnya ke negara bagian Louisiana di Amerika Serikat.

Ibu kotanya New Orleans. Situasinya persis seperti Amsterdam di Belanda. Kalau di Amsterdam, kotanya berada minus 5 meter dari permukaan laut.

Sedangkan New Orleans minus 2,5 m dari permukaan laut Teluk Meksiko. Tanpa rekayasa teknik reklamasi (polder), kedua kota itu jelas-jelas tenggelam di bawah permukaan laut.

Bisnis MICE (meeting, international conference and exhibition) berkembang baik sekali di kota kelahiran musik jazz itu.

Banyak hotel, mal, restoran-restoran dengan jadwal tampil musisi-musisi tenar dan pusat-pusat pertemuan (convention center) pada sepanjang pesisir sungai yang direklamasi.

Ketika tahun 2016 mengikuti pertemuan ilmiah kelautan di Ernest Morial Convention Center, kelihatan sekali suasana indahnya. Setiap selesai acara konvensi, bisa jalan-jalan sepanjang sungai, sambil lihat kapal-kapal lalu lalang.

Jika sudah lapar, bisa masuk ke mal sepanjang pinggir sungai, sambil melihat sungai raksasa Mississippi dan laut Teluk Meksiko. Pemandangan kapal pesiar yang lalu-lalang dan bersandar disamping mal adalah fantastis. Pertama kali dalam hidup melihatnya.

Karena banyak buaya di sana yang dijadikan produksi bahan sepatu dan tas, belanjanya jadi murah dan menyenangkan. Teman dari Jepang dan China, kalo belanja seperti "kesetanan" saking antusiasnya dengan produk-produk belanja di sana.

Sungai Mississippi membelah dan bermuara di negara bagian ini. Sepanjang pesisir sungai sampai ke muara, dilakukan pemancangan lembaran beton (sheet-pile) untuk mencegah erosi.

Juga untuk mempertahankan luas daratan. Selain itu, lebar alur pelayaran sungai Mississippi dijaga dengan baik.

Alur pelayaran sungai tetap dirawat karena biaya transportasi menggunakan kapal (muatan gandum, hasil pertanian, dan tambang) ke negara bagian lain lebih murah, daripada membuat infrastruktur jalan yang kecil-kecil. Namun demikian, jalan antar-negara bagian (interstate road) tetap ada.

Reklamasi adalah kenyataan masif di negara bagian ini. Mayoritas kondisi tanah di Louisiana adalah rawa. Mirip dengan tetangganya Texas, Mississippi dan Alabama.

Bill Burnet, rekan pegawai dari NOAA (National Oceanography and Atmospheric Agency) berkisah, ketika terjadi musibah badai Katrina (tahun 2005) wilayah negara bagian Alabama dan Mississippi yang paling parah kerusakannya.

Sedangkan Louisiana relatif kecil karena punya banyak dam pada alur sungai dan juga dilindungi dengan lembaran beton pancang. Selain itu, kanal-kanal air di Louisiana lebih banyak, seperti di Belanda.

Hal yang menarik di Louisiana, beberapa kawasan konservasi di daerah delta sungai Mississippi dipertahankan dengan vegetasi rumput semak pantai (salt marsh) dan lembaran beton pancang.

Saat badai Katrina, peredaman gelombang sudah terjadi jauh dari kota dan pemukiman. Lantas diredam pula dengan banyaknya kanal dan kawasan vegetasi buatan di lahan reklamasi.

Apakah kebetulan atau tidak, perusahaan konsultan teta letak dam dan ruang kanal di New Orleans adalah dari Belanda. Entah kebetulan atau tidak, bandara Schiphol di Belanda dan Louis Armstrong New Orleans sama-sama dibawah permukaan air laut.

Ini adalah fakta kesekian, bahwa wilayah reklamasi jika dikelola dengan baik, pasti banyak manfaatnya, salah satunya dalam meredam gelombang badai.

Opini personal terkait reklamasi di Ancol

Permasalahan hukum tidak akan dikomentari pada tulisan ini. Apakah Keputusan Gubernur Nomor 237 Tahun 2020, bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) DKI No 1 Tahun 2014? Biarlah itu diselesaikan otoritas hukum negara dan badan negara yang berwenang.

Kita kilas balik sejarah Ancol sebentar. Ada istilah menakutkan soal Ancol pada tahun 1960-an, yang mana wilayah itu dulu disebut “tempat jin buang anak”.

Sebutan itu muncul karena suasananya seram saat malam hari dan lembab di siang hari. Juga merupakan wilayah sumber penyakit malaria dan kawasan rawa yang tak elok dilihat. Parahnya, dia berada di Ibu Kota Negara.

Namun, sejak berdirinya BPP (badan pelaksana pembangunan) Proyek Ancol (1966) dan kemudian menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, tahun 1992, Ancol menjadi mesin uang Pemda DKI.

Ancol adalah bukti bahwa reklamasi bertahap sejak tahun 1970-an sampai sekarang berhasil menghasilkan fulus, membuka lapangan kerja, menjadi kawasan perumahan elite, kawasan perkantoran maritim, kawasan hijau, tempat kuliner, dan pintu gerbang ke kepulauan Seribu.

Saya yakin dengan aset perusahaan sebesar Rp 4 Triliun tahun 2019, akan meningkat terus seiring perkembangan ekonomi Jakarta. Apalagi pendapatan usaha bisa dipertahankan Rp 1,3 T dan ditingkatkan.

Rencana membangun Museum Peradaban Islam dan kawasan Wisata Baru di lahan reklamasi adalah hal positif, yang akan meningkatkan nilai saham publik (sebanyak 10 persen), PT. Pembangunan Jaya (18 persen) dan Pemerintah DKI (72 persen).

Mengenai proses dokumen analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL), pasti sudah disiapkan perusahaan. Tentunya sudah menganalisis dampak banjir rob dan juga genangan karena hujan. Apalagi ini adalah perusahaan terbuka.

Penulis telah memberikan fakta reklamasi di Belanda, Singapura, dan Louisiana AS. Terlihat fakta manfaat ekonomi, manfaat konservasi, dan dampak positif pada budaya.

Reklamasi pada intinya adalah pengelolaan kawasan (spatial planning & management) secara profesional, yang di dalamnya ada aspek konservasi alam, akomodasi budaya dan kepentingan nasional dan logis secara bisnis.

Klarifikasi dari Pemerintah Singapura

Menanggapi artikel kolom ini, pihak pemerintah Singapura menegaskan sudah tidak mengimpor pasir laut dan pasir daratan dari Indonesia.

Sekretaris Satu (Politik) Singapura, Khairul Azman bin Rahmat, menegaskan, kebijakan itu dilakukan sejak pemerintah Indonesia memberlakukan larangan ekspor pasir laut pada Februari 2003 dan pasir daratan pada Februari 2007.

"Singapura mengimpor pasir secara komersial dari berbagai negara. Kami menerapkan kontrol ketat untuk memastikan bahwa pemasok mendapatkan pasir sesuai dengan hukum dan peraturan negara dimana sumber pasir berasal," kata Khairul.

Khairul menjelaskan, pemasok harus mendapatkan pasir dari wilayah yang memiliki izin secara hukum, mematuhi semua undang-undang perlindungan lingkungan di negara sumber, dan memiliki dokumentasi dan izin ekspor pasir yang dikeluarkan oleh otoritas di negara sumber.

"Singapura tidak memaafkan perdagangan atau pengambilan pasir yang melanggar hukum dan undang-undang di negara sumber," kata Khairul.

"Otoritas Singapura akan menyelidiki semua dugaan kasus penyelundupan pasir atau para pengimpor pasir ke Singapura yang menggunakan penipuan dokumentasi dan izin, jika terdapat bukti," demikian klarifikasi yang disampaikan Khairul. 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com