Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Rampok Nelayan di Laut, Begini Akhir Perjalanan Perompak di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 21/07/2020, 09:54 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Biasanya para perompak menjalankan aksinya pada malam hingga dini hari.

Ancam nelayan dengan senjata api dan tajam

Tidak segan-segan para komplotan perompak membekali diri dengan senjata api rakitan dan senjata tajam.

Badik, parang, airsoft gun, hingg kampak dibawa mereka dengan tujuan untuk menakut-nakuti nelayan.

Bahkan ketika perompak meminta dan tidak dikasih oleh nelayan, perompak ini akan berbuat jahat dengan melukai nelayan.

Wahidin, salah satu nelayan di Kepulauan Seribu mengaku sudah dua kali hasil tangkapan cuminya diambil oleh komplotan perompak.

Baca juga: Wahidin 2 Kali Jadi Sasaran Perompak di Perairan Kepulauan Seribu

"Langsung dia naik ke kapal, langsung dia minta-minta," kata Wahidin di kantor Ditpolairud.

Wahidin berusaha melawan. Namun, perompak langsung mengeluarkan senjata api dan sejata tajam untuk menakut-nakuti. Hasil tangkapan Wahidin pun dijarah.

"Kalau tidak dikasih dia mengeluarkan senjata," cerita Wahidin.

Hasil jarahan itu nantinya dijual ke wilayah Bangka Belitung, Kalimantan, dan sebagian wilayah Sumatera.

Komplotan perompak teroganisir

Setelah ditangkap, komplotan perompak ini mengaku sudah dua tahun merompak. Mereka bekerja dalam empat tim, satu tim terdiri dari empat orang.

"Mereka-mereka ini adalah perompak di laut yang banyak meresahkan saudara-saudara kita para nelayan dan bukan baru, ini sudah hampir sekitar 2 tahun," kata Yusri.

Hasil dari merompak dilaut dikumpulkan menjadi satu oleh pimpinan komplotan.

Polisi kini sedang memburu pimpinan komplotan perompak.

Baca juga: Polisi Kejar Pimpinan Perompak yang Beraksi di Perairan Kepulauan Seribu

"Pimpinannya ada, yang mengendalikan ada. Bahkan pengakuan awal mereka ada dibagi menjadi empat kelompok," ucap Yusri.

Dalam seminggu, satu kelompok bisa menjarah kapal nelayan satu sampai dua kali.

Tidak menutup kemungkinan, nelayan luar Kepulauan Seribu juga ikut jadi sasaran perompak, sebab luasnya cakupan wilayah tidak hanya di perairan Jakarta saja.

Dari penangkapan komplotan perompak, polisi mengamankan barang bukti satu kapal tidak bernama, puluhan drum berisi solar, puluhan kilogram cumi hasil curian, airsoft gun, senjata api rakitan, badik, golok, kapak, uang tunai Rp 3,3 juta, alat isap sabu-sabu (bong) beserta dua pipet sisa pakai.

Keempat tersangka kini dijerat pasal berlapis mulai dari 365 KUHP, 368 KUHP, Pasal 1, 2 UU Nomor 12 tahun 1951, dan UU Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU Nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan dengan ancaman penjara 20 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com