Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaringan Narkoba di Kampus Terselubung, Polisi Minta Dukungan Kampus

Kompas.com - 22/07/2020, 13:18 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengungkapan jaringan pengedar narkoba di lingkungan kampus membutuhkan dukungan dari pihak manajemen kampus.

Pengungkapan jaringan narkoba di kampus dianggap tak mudah tanpa bantuan dari pihak kampus bersangkutan.

"Kegiatan jaringan narkoba ini terselubung dan tidak mudah melakukan pembuktian kalau tidak dibantu oleh seluruh lapisan di kampus," kata Kasat Reserse Narkoba Polres Jakarta Selatan, Kompol Vivick Tjangkung seusai merilis kasus jaringan pengedar ganja di Polres Jakarta Selatan, Rabu (22/7/2020).

Menurut dia, polisi menunggu pihak kampus untuk membantu mengungkap jaringan pengedar narkoba di lingkungan kampus.

Baca juga: Jaringan Pengedar Ganja di Lingkungan Kampus Dikendalikan Napi

Polisi membutuhkan dukungan dari pihak mahasiswa, dosen, staf, hingga rektor.

"Sekarang tinggal dari pimpinan kampus, dosen dengan melapor kepada kami. Kita sudah berikan akses, tinggal digunakan saja akses itu," ujarnya.

Menurut Vivick, pengungkapan jaringan narkoba di lingkungan kampus sudah beberapa kali dilakukan.

Ia menyebutkan, Polres Jakarta Selatan sudah bekerja sama dengan Universitas Pancasila dan Universitas Nasional untuk berkolaborasi memberantas narkoba.

Baca juga: Jaringan Pengedar Ganja di Kampus Terungkap, Bandarnya Mahasiswa Aktif

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti penangkapan, penggeledahan barang bawaan, tes urine, dan sosialisasi bahaya narkoba.

Sebelumnya, Polres Jakarta Selatan berhasil membongkar jaringan pengedar ganja di sebuah kampus swasta di bilangan Meruya, Kembangan, Jakarta Barat.

Dari tangan tujuh tersangka, polisi menyita ganja seberat 4,6 kilogram.

Tiga dari mereka yang ditangkap itu merupakan tiga mahasiswa, yaitu II, CR, AN. Satu lagi seorang alumnus universitas swasta itu, yaitu AYH.

Tiga lainnya adalah petugas sekuriti sebuah minimarket di Tangerang Selatan berinisial DW, karyawan swasta di Ciledug berinisial VH dan tukang ojek berinisial AS.

Bandar ganja di jaringan itu adalah seorang mahasiswa tingkat akhir.

Mereka berasal dari fakultas yang berbeda yaitu Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com