JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat menerapkan kebijakan menutup kantor sementara selama 14 hari terhitung mulai hari ini (22/7/2020) hingga 4 Agustus 2020.
Direktur SDM dan Umum LPP RRI, Nurhanuddin membenarkan informasi itu. Dia mengatakan kebijakan menutup kantor diambil karena tiga karyawan RRI dinyatakan positif Covid-19.
Ketiganya masing-masing berasal dari bagian RRI Jakarta, Direktorat Teknologi dan Media Baru, dan Siaran Luar Negeri (SLN).
Baca juga: Saat RRI Surabaya Tak Mengudara karena Corona
"Betul, kantor RRI di Jalan Medan Merdeka Barat 4-5, Jakarta di-lockdown sebagai antisipasi pencegahan Covid-19 sehubungan adanya karyawan yang terkonfirmasi positif (Covid-19)," kata Nurhadnuddin saat dihubungi Kompas.com.
Nurhanuddin menyampaikan, karyawan RRI akan bekerja di rumah atau work from home (WFH) selama kebijakan lockdown itu diterapkan.
Meskipun demikian, kebijakan menghentikan sementara operasional kantor tidak akan menghentikan kegiatan siaran RRI.
Baca juga: Hasil Swab 54 Pegawai RRI Surabaya Negatif Covid-19, Kantor Dibuka 27 Juli
"Semua WFH kecuali petugas operasional siaran Pro3 tetap mengudara 24 jam. Alhamdulillah, pusat pemberitaan RRI selaku satuan kerja yang mengelola Pro3 di lantai 7 gedung A steril dari Covid-19," ujar Nurhanuddin.
Penambahan pasien positif Covid-19 di Jakarta, Selasa (21/7/2020), berada pada angka tertinggi sejak awal pandemi, yakni sebanyak 441 orang.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati menjelaskan, sumber pelaporan kasus baru tersebut paling banyak berasal dari rumah sakit, yakni 261 kasus atau 59 persen.
Lalu puskesmas atau komunitas sebanyak 167 kasus atau 38 persen.
Baca juga: Melihat Grafik Covid-19 Jakarta yang Kian Menanjak, Tertinggi 441 Kasus Baru dalam Sehari
Kemudian RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran sebanyak 11 kasus atau 2,5 persen.
"Dan perkantoran sebanyak 2 kasus atau 0,5 persen," kata Ani dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/7/2020).
Dari jumlah 167 kasus yang dilaporkan puskesmas tersebut adalah hasil Active Case Finding atau ACF dan penelusuran kasus.
Ia mengungkapkan, peningkatan jumlah kasus positif di DKI Jakarta tidak lepas dari program ACF yang diterapkan sejak pertengahan Mei 2020.
Baca juga: Update 22 Juli: Tambah 382, Kasus Covid-19 di Jakarta Capai 17.535
"ACF yang dilakukan oleh Puskesmas di pasar, pemukiman rawan, atau tempat umum lainnya yang diperkirakan terdapat penularan kasus berdasarkan perhitungan epidemologi," kata dia.
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta tak hanya menggelar swab test massal di pasar-pasar ataupun perumahan yang masih tinggi tingkat penularan Covid-19.
Perkantoran, nantinya juga akan menjadi sasaran target pelaksanaan swab test massal lantaran mulai banyak perkantoran yang mulai beroperasi normal di tengah pandemi Covid-19.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.