DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris beserta wakilnya, Pradi Supriatna menghadiri rapat bersama DPRD Kota Depok pada Kamis (23/7/2020) siang, membahas mengenai sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) APBD 2019 yang cukup besar.
Sebagai informasi, Idris dan Pradi kemungkinan besar akan pecah kongsi pada Pilkada Depok 2020 nanti.
Idris mengaku akan diusung oleh PKS jelang periode keduanya sebagai wali kota Depok, namun saat ini masih mencari nama calon wakilnya.
Baca juga: PDI-P dan Gerindra Ajak Parpol Lain Gabung Koalisi Pradi-Afifah di Pilkada Depok
Sementara itu, Pradi menunggu restu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra untuk berkoalisi dengan PDI-P yang sudah lebih dulu menerbitkan surat rekomendasi bagi Pradi menjadi calon wali kota.
Sejak November 2019, Pradi sudah mengikuti penjaringan internal Gerindra sebagai bakal calon Wali Kota Depok menggantikan Idris.
Kepada awak media, Idris dan Pradi yang diwawancarai berbarengan mengaku berat hati untuk bercerai.
"Hati kecil kita, kalau sudah punya keluarga, sudah enak, sudah nyaman, ya, kalau berpisah berat lah," ujar Idris kepada wartawan.
"Dia (Pradi) masih ragu. Tadi selama sidang, dia bilang berat sebenarnya. Cuma saya bilang, ini karena Abang selingkuh," kata dia bergurau.
Baca juga: Pecah Kongsi Mohammad Idris dan Pradi Supriatna di Pilkada Depok 2020
Sementara itu, Pradi mengakui bahwa hubungannya dengan Idris selama hampir 5 tahun memerintah bersama tak selalu mulus.
Ia mengakui bahwa dirinya ada di bawah tekanan partai yang ingin segera memulai penjaringan bakal calon kandidat di Pilkada Depok 2020.
"Rumah tangga memang begitu, pasang surut, tapi muaranya sama pengin membuat Depok jauh lebih baik," kata Pradi.
"Ini kan proses yang memakan energi ya seperti ini. Apalagi saya sebagai Ketua (Dewan Pimpinan Cabang) partai (Gerindra Depok) tentunya diminta progres kegiatan dalam limit waktu yang begitu sempit," jelasnya.
Sementara itu, Idris mengakui bahwa ia memang 99 persen hampir pasti pecah kongsi dengan Pradi lantaran diusung PKS.
Akan tetapi, secara retoris ia menyampaikan bahwa situasi masih bisa berubah sewaktu-waktu, sebelum Idris dan Pradi sama-sama mendaftarkan diri sebagai calon walikota Depok ke KPU.
"Bisa saja balik lagi PKS sama Gerindra, kita tidak tahu. Masih sangat mungkin," ujar Idris.