JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau Kak Seto menanggapi miris peristiwa kekerasan anak yang terjadi antara ayah dan putri kandung di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dia menilai perilaku keras seperti yang dilakukan sang ayah merupakan pola asuh yang salah.
Pasalnya dengan melakukan kekerasan terhadap anak, dapat dipastikan orang tuanya juga merupakan korban kekerasan orang tua di masa lalu.
"Pelaku kekerasan terhadap anak umumnya adalah koban kekerasan dari orang tuanya. Ini jangan sampai turun temurun sehingga harus di-stop," kata Kak Seto saat dikonfirmasi, Kamis (23/7/2020).
Karenanya, paradigma kekerasan dalam mendidik anak harus dihapuskan dari benak orang tua saat ini.
Baca juga: Anak Dianiaya Ayah Kandung di Duren Sawit, Kak Seto: Ini Dampak Pandemi Covid-19
Pola pikir ini diakui Kak Seto masih dianut oleh beberapa orang tua zaman sekarang karena dianggap berhasil.
Padahal pola asuh tersebut berdampak buruk bagi psikologis anak.
"Beberapa ada yang mengatakan kalau saya dulu enggak dikerasin bapak saya, saya enggak jadi lurah, enggak jadi camat enggak jadi ini itu dan sebagainya. Ini yang harus diubah," tutup dia.
Dia berharap pola asuh tersebut pelan pelan dapat diubah para orangtua demi menyelamatkan masa depan anak.
Dia berharap pemerintah mulai serius menerapkan satuan khusus pelayanan pengaduan anak di tingkat RT untuk mengatasi hal-hal seperti ini. Terutama di tengah pandemi Covid-19.
Sebelumnya, seorang seorang ayah bernama Abdul Mihrab (40) tega menganiaya anak kandungnya yang berinisial RPP (12).
Baca juga: Berawal dari Persoalan Jemuran, Begini Kronologi Ayah Aniaya Anak Kandung di Duren Sawit
Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Arie Ardian pun menjelaskan kronologi peristiwa tersebut.
Arie menjelaskan, korban awalnya disuruh ibu tirinya untuk menjemur pakaian di sekitar rumah di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Rabu kemarin.
"Namun tempat jemuran penuh. Disarankan oleh tantenya digantung di hanger," kata Arie.
Karena dianggap tidak sesuai dengan perintah awal, ibu tirinya marah. Korban pun dimaki.