Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan Covid-19 Meningkat di Depok karena Pelonggaran PSBB, Warga Abai Protokol Kesehatan

Kompas.com - 24/07/2020, 13:43 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengakui bahwa penularan Covid-19 di wilayahnya naik lagi.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com, kenaikan signifikan kembali tercatat sejak 15 Juli 2020, dengan temuan rata-rata 21 kasus baru Covid-19 setiap harinya di Depok.

"Karena sekarang kan sudah banyak pelonggaran (PSBB), kemudian kepatuhan memakai masker juga belum di masyarakat. Jadi kasusnya ya meningkat," ungkap Novarita kepada Kompas.com, Jumat (24/7/2020).

Baca juga: Penularan Covid-19 Kembali Melonjak di Kota Depok

Kepatuhan warga yang dianggap minim terhadap protokol kesehatan, utamanya menggunakan masker, kini coba disiasati Pemkot Depok.

Pemkot Depok akhirnya memberlakukan denda Rp 50.000 bagi warga yang kedapatan tidak pakai masker di tempat umum mulai Kamis (23/7/2020).

Aturan denda itu sebetulnya sudah diterbitkan sejak 4 Juni 2020. Namun selama ini Pemkot Depok memberi toleransi pelanggaran kewajiban bermasker dengan hanya menerapkan sanksi sosial dan teguran.

Novarita menjelaskan, peningkatan kasus Covid-19 di Depok tidak berupa klaster-klaster tertentu. Ia juga tak menjelaskan dari mana warga Depok tertular Covid-19.

"Merata saja sih kasusnya, tidak berbentuk klaster. Jadi, memang banyak kasus saja yang kami temukan dari hasil pemeriksaannya swabnya," kata dia.

Baca juga: [UPDATE] Grafik Covid-19 23 Juli: 24 Kasus Baru di Depok, Total 207 Pasien Dirawat

(Di bawah ini grafik kasus Covid-19 di Depok selama sebulan terakhir. Sorot grafik untuk melihat detail jumlah dan waktu kasus Covid-19.)


Dengan makin banyaknya temuan kasus baru Covid-19 di Depok, maka potensi penularan virus corona semakin tinggi, dihitung dengan angka reproduksi efektif yang di atas 1.

Sebagai gambaran, angka reproduksi merupakan potensi penularan penyakit oleh seseorang.

Apabila angkanya kurang dari 1, maka penularan dianggap bisa dikendalikan karena berjalan lambat.

Baca juga: Ini Komentar Idris dan Pradi soal Pecah Kongsi di Pilkada Depok 2020

Namun, jika jumlahnya lebih dari 1, maka penularan akan makin tinggi dan kian banyak pasien yang tertular.

Ambil contoh angkanya 2, maka 1 orang pasien positif Covid-19 berpotensi menularkan 2 orang lain, sehingga penularan masih terus terjadi secara cepat.

Novarita mengaku "perlu mengecek data" ketika ditanya soal angka reproduksi kasus Covid-19 di Depok hari ini, sehingga ia tak bisa membeberkan secara presisi angka tersebut.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

CCTV di TKP Anak Perwira TNI Ditemukan Tewas Mati Total

CCTV di TKP Anak Perwira TNI Ditemukan Tewas Mati Total

Megapolitan
Diduga Hendak Balap Liar, Remaja di Kembangan Tewas Tabrak Separator

Diduga Hendak Balap Liar, Remaja di Kembangan Tewas Tabrak Separator

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Syahrul Yasin Limpo | SMAN 6 Jaksel Kebakaran | Awal Musim Hujan Datang Lebih Lambat

[POPULER JABODETABEK] KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Syahrul Yasin Limpo | SMAN 6 Jaksel Kebakaran | Awal Musim Hujan Datang Lebih Lambat

Megapolitan
7 Tempat Nongkrong di Sekitar Stasiun LRT Dukuh Atas

7 Tempat Nongkrong di Sekitar Stasiun LRT Dukuh Atas

Megapolitan
Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim

Gerak-gerik Anak Perwira TNI Terekam 4 Kamera CCTV Sebelum Tewas di Lanud Halim

Megapolitan
Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Orangtua Bocah 7 Tahun yang Didiagnosis Mati Batang Otak Sebut Resume Medis Janggal

Megapolitan
Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Megapolitan
KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

Megapolitan
Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang 'Water Mist Generator'

Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang "Water Mist Generator"

Megapolitan
Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Megapolitan
Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Megapolitan
Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Megapolitan
Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Megapolitan
Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com