BEKASI, KOMPAS.com - DS, siswi SMK korban aksi perundungan atau bullying di Kabupaten Bekasi mengalami trauma.
NS, Ibu dari DS mengaku, anaknya tak mau keluar dari rumah sejak video perundungan viral di media sosial.
“Malu dia, enggak mau keluar karena video wajahnya kan viral di media sosial. Jadi dia malu,” ucap NS saat dikonfirmasi, Senin (27/7/2020).
NS mengatakan, anaknya kini lebih suka mengurung diri di rumah. Ia berharap anaknya mendapat bimbingan konseling untuk bisa ceria seperti sedia kala.
Baca juga: Bullying di Bekasi, Seorang Pelajar Dipaksa Cium Kaki dan Ditarik dari Motor
Sementara itu, Komisioner Bimbingan Konseling Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bekasi, Wulan Mayasari mengatakan, pihaknya akan memberi trauma healing kepada korban agar pulih kembali.
“Ya kami kasih ketenganan kalau korban tidak salah. Sehingga dia tenang,” ucap dia.
Kapolsek Tambun AKP Gana Yudha sebelumnya mengatakan, DS sudah jalani visum di RSUD Bekasi.
Visum tersebut untuk memperkuat bukti pelaporan kasus perundungan yang dialami korban.
Korban aksi perundungan adalah siswi SMK 10 November Tambun Selatan. Sementara, terduga pelakunya berasal dari SMK Pusaka Nusantara 2.
Korban diminta untuk cium kaki terduga pelaku bahkan ditarik dari motornya.
Baca juga: Dipaksa Cium Kaki dan Ditarik dari Motor, Korban Bullying di Bekasi Jalani Visum
Gana mengatakan, polisi akan terus mendampingi korban untuk membuat laporan. Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi kasus perundungan di tengah pelajar.
“Kalau dia mau buat laporan atau tidak, terserah dia. Untuk nanti tergantung dia sama keluarga,” kata Gana.
Sebelumnya, beredar video di media sosial menampilkan seorang pelajar berkerudung hitam berbaju biru tengah jongkok menunduk.
Dalam video tampak perekam video memarahi perempuan berkerudung itu.
Video yang beredar menyebutkan pelajar tersebut ialah pelajar SMK Pusaka Nusatara 2, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.