JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang parah bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kegiatan belajar dari rumah di Jakarta hingga di pelosok daerah tidak berjalan mulus. Banyak yang terhambat lantaran siswa maupun orangtua tak tak memiliki gawai.
Di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) misalnya, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendapat laporan bahwa pada masa Pembelajaran Jarak Jauh Fase II ini masih banyak siswa yang tak memiliki gawai pintar secara pribadi.
"Punya gawai hanya satu, itu pun dipegang orangtua. Alhasil tak bisa ikut pembelajaran daring bersama temannya di siang hari," kata Wakil Sekjen FSGI, Satriwan Salim, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Baca juga: Kemendikbud: Mayoritas Anak Sulit Pahami Pelajaran Selama Belajar dari Rumah
Ada pula masalah kenaikan pengeluaran rumah tangga karena harus membeli kuota internet yang ekstra.
Masyarakat miskin akan semakin tercekik karena keuangan yang menipis. Untuk makan saja susah, bagaimana untuk keperluan pendidikan?
Permasalahan tersebut mengerakkan sekelompok relawan Wartawan Lintas Media untuk membuat upaya kolektif bertajuk Donasikan Ponsel Bekasmu!.
Awalnya, mereka berangkat dari inisiatif spontan untuk membantu penggalangan dana dan pendistribusian sembako untuk kaum marjinal yang terlupakan seperti penyandang disabilitas.
"Nah ketika kami terjun ke lapangan untuk mendistribusikan donasi inilah kawan-kawan menemukan fakta bahwa banyak anak yang dari keluarga tidak mampu (penerima donasi sembako dan uang kontrakan) yang terancam enggak bisa sekolah daring karena enggak punya fasilitas, terutamanya gawai," kata seorang relawan Wartawan Lintas Media (WLM), Margareth Aritonang saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/7) malam.
Para relawan kemudian menemukan banyak cerita pelajar dari keluarga miskin yang semakin terancam tak bisa bersekolah karena keterbatasan biaya maupun gawai.
Mereka menemukan banyak berita seperti seorang ayah yang mencuri laptop demi anaknya bisa belajar secara daring hingga siswa datang ke sekolah lantaran tak punya gawai.
Mereka lalu tergerak untuk menjawab kebutuhan itu.
Relawan Wartawan Lintas Media mengajak masyarakat untuk mendonasikan ponsel bekas yang layak pakai untuk disumbangkan ke pihak yang membutuhkan. Ponsel bekas nantinya akan digunakan sebagai fasilitas penunjang anak-anak belajar.
Margareth mengatakan, pihaknya menerima ponsel pintar (smartphone) yang bisa digunakan untuk menunjang kegiatan telekonferensi seperti Zoom, Google Meet, dan Video Call.
Calon donatur bisa menghubungi Agnes, wartawan Harian Kompas di nomor 0812-9463-1154 dan Ghina, wartawan Jakarta Post di nomor 0812-1091-543.