Namun, pada 25 Juli hanya dinyatakan 393 yang positif berdasarkan laporan hasil tes swab dari laboratorium. Sisa hasil laporan tersebut dimasukkan pada Senin kemarin.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak memungkiti tren peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta.
Tren ini terjadi karena meningkatnya aktivitas warga.
"Peningkatan penyebaran sejalan dengan peningkatan mobilitas dan peningkatan aktiviftas warga," ujar Anies dalam video yang diunggah di akun Youtube Pemprov DKI Jakarta, Jumat lalu.
Peningkatan penyebaran Covid-19 tersebut juga bisa dilihat dari angka reproduksi (Rt) yang berada di level 1,11. Rt merupakan indikator yang menunjukkan potensi penularan Covid-19 dari seseorang pasien positif ke orang lain.
Baca juga: Muncul Berbagai Macam Klaster Covid-19, Wagub DKI Minta Warga Berdiam di Rumah
"Nah, Rt Jakarta ini sempat berada di angkat 0,96. Ini terjadi pada masa awal PSBB transisi. (Lalu) merangkak naik jadi 1,15 di tanggal 5 juli. Dan perhitungan terakhir terkait Rt di Jakarta per 19 Juli adalah 1,11 turun sedikit dibanding 2 minggu lalu," kata dia.
Selain angka Rt, positivity rate di DKI saat ini berada dalam angka 5,2 persen dari 5 persen yang direkomendasikan World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.
Positivity rate adalah rasio antara jumlah orang yang mendapat hasil positif lewat tes corona dengan total jumlah orang yang dites.
"Ini menunjukkan bahwa nilai positivity rate di Jakarta itu sedikit di atas rekomendasi ideal WHO, yaitu 5 persen atau di bawahnya. Tapi ini masih jauh di bawah batas maksimal yang pernah disampaikan WHO, yaitu 10 persen," ujar Anies.
Anies menyebutkan, ada dua lokasi yang beberapa waktu terakhir rawan penularan Covid-19. Dua lokasi tersebut yakni perkantoran dan komunitas warga.
"Dari temuan kami dengan testing, aktivitas di perkantoran dan komunitas warga jadi salah satu tempat yang paling rawan penyebaran," ujar Anies.
Kedua tempat tersebut menjadi rawan karena memang banyak orang yang berada dalam satu lokasi yang sama.
Anies meminta agar warga bisa saling menegur bila ada orang yang tak menerapkan protokol Covid-19 di tempat umum.
"Harus saling ingatkan, jangan pernah ragu tegur sesama kita yang mungkin lalai tidak jalankan protokol kesehatan. Misalnya gunakan masker kapanpun di manapun, cucitangan serutin mungkin, jaga jarak 1 hingga 2 meter itu prinsip sederhana," kata dia.
Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menilai, lonjakan jumlah pasien positif Covid-19 disebabkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol pencegahan yang masih rendah.