Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2020, 06:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog sekaligus pakar biostatistika, Pandu Riono memperkirakan, jumlah perkantoran yang terpapar Covid-19 di Jakarta lebih banyak dari data yang diumumkan Dinas Kesehatan DKI.

"Menurut saya, klaster perkantoran di DKI Jakarta potensial jauh lebih banyak daripada yang yang terdata sekarang," ujar Pandu kepada Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

"Ada tren menutup-nutupi (kasus Covid-19 di lingkungan kantor), walau tidak semua kantor. Yang terbuka ada, yang tidak terbuka banyak. Yang tidak terbuka jauh lebih banyak," imbuhnya.

Data resmi hingga Selasa kemarin, total ditemukan 440 karyawan di 68 kantor di DKI Jakarta yang positif Covid-19.

Baca juga: 440 Karyawan di 68 Perkantoran Jakarta Terpapar Covid-19

Pandu berujar, tren menutup-nutupi data itu disebabkan oleh banyak faktor.

Yang jelas, apa pun alasannya, ketertutupan itu menghambat pengendalian penularan virus corona dan berpotensi membahayakan banyak orang, termasuk sesama pegawai di kantor tersebut.

"Mereka pada umumnya tidak mau karena terstigma. Itu yang seringkali terjadi, yaitu adanya ketidakjujuran dan ketidakjujuran seperti ini tidak bertanggung jawab," ujar Pandu.

"Apalagi kalau karyawan itu memiliki kekuasaan, misalnya pimpinan kantor atau direkturnya. Kalau di antara direktur ada yang positif, mereka tidak mau terbuka. Bisa saja ada orang yang sudah tes mandiri, kemudian tidak memberi tahu kalau dia positif," tambahnya.

Bukan hanya pegawai kantor yang tak jujur soal kondisinya, sejumlah manajemen perusahaan juga ditengarai enggan terbuka mengenai kasus Covid-19 di lingkungan kantor tersebut.

"Ada misalnya karyawan yang sudah melaporkan ke HRD-nya bahwa dia terkena Covid-19, kemudian kantornya tidak ada protokol yang diterapkan sehubungan dengan karyawan yang terinfeksi. Padahal, protokolnya sudah ada dan itu harus diterapkan," ujar Pandu, mengacu pada ketentuan bahwa perkantoran harus tutup sela 14 hari jika ada pegawainya terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Saat Perkantoran Jadi Klaster Penyebaran Covid-19...

Pandu mengingatkan para pegawai agar tidak lengah dengan kondisi di kantor. Apalagi, beberapa kantor mungkin tidak didukung dengan sirkulasi udara yang baik.

Munculnya klaster perkantoran, sambungnya, akibat kelalaian orang-orang di kantor yang secara tak sadar mengabaikan protokol kesehatan.

"Saat kerja mungkin kita semua betul-betul menggunakan alat proteksi. Tetapi begitu sedang ngobrol atau istirahat, lantas tidak pakai masker. Itu yang seringkali terjadi," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Soal Pemindahan Mario Dandy ke Lapas, Kemenkumham: Tidak Ada yang Diistimewakan

Soal Pemindahan Mario Dandy ke Lapas, Kemenkumham: Tidak Ada yang Diistimewakan

Megapolitan
Rusunawa Marunda Krisis Air Bersih, Penghuni Sampai Beli Mesin Pompa Air Sendiri

Rusunawa Marunda Krisis Air Bersih, Penghuni Sampai Beli Mesin Pompa Air Sendiri

Megapolitan
PT DKI: 5 Hakim Tangani Sidang Banding Vonis Seumur Hidup Teddy Minahasa

PT DKI: 5 Hakim Tangani Sidang Banding Vonis Seumur Hidup Teddy Minahasa

Megapolitan
Ketua RT Riang Prasetya Mengaku Tiga Kali Hendak Disuap

Ketua RT Riang Prasetya Mengaku Tiga Kali Hendak Disuap

Megapolitan
Jadwal Pencairan Dana KJP Plus Tahap I 2023 dan Besarannya

Jadwal Pencairan Dana KJP Plus Tahap I 2023 dan Besarannya

Megapolitan
Mario Dandy Dipindahkan, Kemenkumham: Rutan Cipinang Lebihi Kapasitas Hampir 3 Kali Lipat

Mario Dandy Dipindahkan, Kemenkumham: Rutan Cipinang Lebihi Kapasitas Hampir 3 Kali Lipat

Megapolitan
Mario Dandy dan Shane Lukas Diduga Dapat Perlakuan Istimewa di Rutan Cipinang, Pakar: Sudah Tak Heran

Mario Dandy dan Shane Lukas Diduga Dapat Perlakuan Istimewa di Rutan Cipinang, Pakar: Sudah Tak Heran

Megapolitan
Dua Jambret Ponsel di Pondok Aren Ditangkap, Satu Masih Remaja

Dua Jambret Ponsel di Pondok Aren Ditangkap, Satu Masih Remaja

Megapolitan
Ada Rencana Bangun Kantin PKL di Koja, Pedagang: Sudah Lama, Belum Jadi-jadi

Ada Rencana Bangun Kantin PKL di Koja, Pedagang: Sudah Lama, Belum Jadi-jadi

Megapolitan
Mario Dandy dan Shane Lukas Dipindah ke Lapas Salemba meski Belum Disidang

Mario Dandy dan Shane Lukas Dipindah ke Lapas Salemba meski Belum Disidang

Megapolitan
Krisis Air Bersih di Rusunawa Marunda, Keran Hanya Menetes

Krisis Air Bersih di Rusunawa Marunda, Keran Hanya Menetes

Megapolitan
Gulavit Jadi Sponsor Utama Formula E 2023, Co-Founder: Kami Senang dengan Pilihan Mereka

Gulavit Jadi Sponsor Utama Formula E 2023, Co-Founder: Kami Senang dengan Pilihan Mereka

Megapolitan
H-3 Formula E Jakarta 2023, Tiket Hampir Ludes dan Sirkuit Tinggal “Finishing”

H-3 Formula E Jakarta 2023, Tiket Hampir Ludes dan Sirkuit Tinggal “Finishing”

Megapolitan
Faunaland Ancol Pastikan Tidak Akan Akhiri Hidup Thori, Singa Putih yang Cacat Sejak Lahir

Faunaland Ancol Pastikan Tidak Akan Akhiri Hidup Thori, Singa Putih yang Cacat Sejak Lahir

Megapolitan
Jatuh Bangun Sentra Jamur Batang: Dulu Produksi Ratusan Kg Tak Laku, Kini Laris Manis

Jatuh Bangun Sentra Jamur Batang: Dulu Produksi Ratusan Kg Tak Laku, Kini Laris Manis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com