Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Perkantoran Jadi Penyebaran Covid-19, Karyawan di Jakarta Waswas

Kompas.com - 30/07/2020, 05:22 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran virus Covid-19 di perkantoran membuat sejumlah karyawan merasa waswas saat bekerja.

Mereka berharap bisa kembali bekerja dari rumah di saat perkantoran menjadi salah satu klaster penyebaran Covid-19.

“Tiap ke kantor rasanya waswas, tapi ya gimana? Kewajiban dan kebutuhan mencari uang, ya jadi harus ke kantor,” kata seorang pegawai negeri di instansi pemerintahan, Gita (33), saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/7/2020) pagi.

Ia merasa khawatir saat pergi ke kantor dan pulang dari kantornya. Gita merasa takut saat berangkat ke kantor lantaran harus naik kendaraan umum.

Baca juga: 440 Karyawan di 68 Perkantoran Jakarta Terpapar Covid-19

“Mau bagaimana ya. Menjaga sebisa mungkin ya agar tak tertular. Masalah terbesar saya itu berkerumun dengan orang,” ujarnya.

Gita merasa sedikit beruntung lantaran kantornya memberlakukan sistem sif kerja meskipun di kantornya ada kasus positif Covid-19.

Ia mengatakan, di ruangannya tak banyak diisi  pegawai.

“Saya tahu mau me-WFH-kan full secara ekonomi itu bermasalah ya. Harapan saya pada kantor saat otomatis minta kerja masuk ke kantor, perhatikan kesehatan karyawan seperti tes swab berkala setiap dua minggu sekali, karantina, vitamin juga perlu,” kata Gita.

Baca juga: 18 Kantor Kementerian dan 6 BUMN di Jakarta Terpapar Covid-19

Fawzia (28), seorang karyawan swasta di kawasan Kuningan Jakarta, mengatakan, dirinya juga waswas saat bekerja di kantornya.

Di kantornya, sudah ada seorang karyawan yang terkonfirmasi positif Covid-19.

“Kerja di tengah Covid-19 dengan jumlah kasus yang terus bertambah bikin jadi tambah waswas,” kata Fawzia saat dihubungi pada Rabu (29/7/2020) malam.

Baginya, Covid-19 adalah penyakit yang menular dengan tak terlihat.

Fawzia tak bisa mengetahui karyawan di kantornya yang positif acovid-19.

“Karena Covid-19 ini enggak terlihat, jujur saya enggak tahu di lingkungan kantor mana yang kena, mana yang jujur dia di rumah aja enggak ke mana-mana,” tambah Fawzia.

Baca juga: Klaster Perkantoran Disebut Bisa Menjadi Ancaman Meluasnya Penyebaran Virus Corona

Ia berharap pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terkait penyebaran Covid-19 di klaster perkantoran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com