Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Saksi Terkait Dugaan KDRT yang Melibatkan Perwira Polisi di Jakut Diperiksa

Kompas.com - 30/07/2020, 08:37 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polres Metro Jakarta Utara memeriksa sembilan orang terkait dugaan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan seorang polisi berinisial RW terhadap anak dan istrinya di Jakarta Utara.

"Jadi kami sudah melakukan pemeriksaan hingga saat ini sebanyak 9 orang saksi," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Budhi Herdi S, di kantornya, Rabu (29/7/2020)

Dari sembilan saksi tersebut, Budhi menyebutkan RW dan istrinya, LF, serta anak mereka, AR, sudah dimintai keterangan.

"Jadi baik Saudara RW, Ibu LF, kemudian putrinya, ponakannya kemudian putranya, ternyata ada putranya ibu ini juga, itu sudah kami ambil keterangan semua," ujar Budhi.

Baca juga: Polres Jakut Usut Dugaan KDRT yang Dilakukan Perwira Polisi

Selain meminta keterangan para saksi dan pelapor, polisi sejauh ini juga telah mengirimkan satu unit HP milik AR ke Puslabfor Polri.

HP tersebut diduga menyimpan bukti foto dan video tindak kekerasan yang dilakukan RW.

"HP sudah rusak yang sudah dibanting sudah kami kirim labfor. Mudah-mudahan, meski kondisi fisik pecah atau apa mudah-mudahan memori atau isi yang didalamnya masih bisa tertangkap," kata Budhi.

Dengan begitu, proses penyelidikan dapat terus dilakukan penyidik.

Polres Metro Jakarta Utara menerima dua laporan terkait kasus KDRT yang melibatkan orang yang sama, yaitu RW dan istrinya LF pada pekan lalu.

Laporan pertama dibuat LF. LF mengadukan tindakan penganiayaan yang dilakukan RW terhadap dirinya, anaknya, dan keponakannya ke Polsek Kelapa Gading.

Baca juga: Kombes RW dan Keluarganya Diperiksa Propam Terkait Kasus Dugaan KDRT

Beberapa jam kemudian pada hari yang sama, RW membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Utara terkait dugaan kasus KDRT  yang dilakukan istrinya terhadap polisi itu.

Kasus tersebut sebelumnya beredar di media sosial dalam bentuk rekaman suara dan gambar. Rekaman tersebut berisi narasi tentang kasus dugaan KDRT. 

AR menyebutkan bahwa dia dan ibunya LF dianiaya ayahnya yang merupakan seorang polisi berpangkat komisaris besar (kombes). Rekaman suara itu pun diunggah oleh AR, ke akun Instagram pribadinya @aurelliarenatha_.

Menurut AR, masalah itu berpangkal pada adanya orang ketiga dalam hubungan ayah dan ibunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com