DEPOK, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Depok, Dede Selamet Permana meminta agar KPU segera memasukkan data pemilih yang telah dicocokkan dan diteliti (coklit) jelang Pilkada Depok 2020.
Pasalnya, menurut Dede, waktu yang tersisa tak banyak sementara masih ada kurang lebih separuh data pemilih yang belum di-coklit.
"Per 30 Juli yang sudah di-coklit itu 700.000-an orang dari 1,3 juta jiwa, yang belum masih 600.000-an," kata dia kepada wartawan pada Selasa (4/8/2020).
"Kalau yang tahap 1 memang coklit sampai 13 Agustus. Tahap 2 nanti rekapitulasi hasil coklit menjadi DPS (daftar pemilih sementara). Ini yang kami wanti-wanti ke KPU agar tidak menunda-nunda pekerjaan," ujar Dede.
Baca juga: Jelang Pilkada Tangsel 2020, KPU Mulai Tahapan Coklit hingga 13 Agustus
Permintaan itu, lanjut dia, harus dilayangkan karena data pemilih yang ada masih harus dipastikan ulang.
Hasil pemantauan Bawaslu hingga hari ini, ada 29.743 data pemilih yang tidak memenuhi syarat (TMS), semisal meninggal dunia atau berganti status.
Kemudian, ada 8.374 pemilih baru, pemilih belum memiliki KTP mencapai 336 orang. Lalu, masih ada sekitar 3.625 elemen data bermasalah, seperti kekeliruan nama atau nomor induk kependudukan.
"Kami lihat ada PPDP (petugas pemutakhiran data pemilih) yang sudah selesai 100 persen, langsung saja input (datanya), direkapitulasi secara berjenjang dan bertahap, jangan menunggu deadline," ungkap Dede.
Baca juga: Jelang Pilkada 2020, Bawaslu Temukan Sejumlah Kesalahan Coklit Pemilih di Depok
"Ini yang kita kritik, mereka tarsok-tarsok (entar besok), jelang deadline baru digarap, itu nanti akurasinya turun," tambahnya.
Jelang pemungutan suara Pilkada Depok 2020 pada 9 Desember 2020 mendatang, kandidat yang kemungkinan bakal duel sama-sama wajah lama, yakni Mohammad Idris versus Pradi Supriatna.
Idris, kalangan nonpartai yang dekat dengan pejabat teras PKS, merupakan Wali Kota Depok saat ini.
Sementara itu, Pradi adalah kader Gerindra yang saat ini mendampingi Idris di pemerintahan sebagai wakil wali kota.
Selagi pasangan Idris-IBH belum final dan masih menunggu kesepakatan partai politik, Pradi Supriatna telah lebih dulu curi start.
Pradi akan maju didampingi Afifah Alia, kader perempuan PDI-P sebagai calon wakilnya, saat ini seraya menghimpun dukungan dari Partai Golkar, PKB, dan PSI.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.