Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laris Manis Bisnis Layang-layang di Tengah Pandemi Covid-19 Kota Tangerang

Kompas.com - 06/08/2020, 17:37 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Saat pandemi Covid-19, banyak masyarakat menghabiskan waktu dan berkegiatan di rumah, baik untuk bekerja maupun bersekolah dari jaringan internet.

Agaknya, waktu luang itu dimanfaatkan menjadi peluang oleh perajin layang-layang di Kota Tangerang.

Salah satunya adalah Wahyudi, perajin layang-layang asal Poris Indah Kota Tangerang ini mengaku bisa mengantongi uang hingga Rp 4 juta per hari dari hasil berjualan layang-layang.

Pria yang sudah berdagang layang-layang sejak 2008 itu mengaku kebanjiran pelanggan di masa pandemi.

Baca juga: Warga di 3 Kecamatan di Kota Tangerang Dilarang Terbangkan Layang-layang

"Paling banyak diburu itu layangan kecil. Karena pembeli lagi doyan layangan yang bisa diadu," kata dia dalam keterangan tertulis yang dikirim Diskominfo Kota Tangerang, Kamis (6/8/2020)

Pelanggannya paling banyak berasal dari dalam Kota Tangerang. Namun, ada juga reseller atau tangan kedua yang ikut menjual hasil kerajinan tangan Wahyudi.

Dia meyakini salah satu faktor ramainya orang bermain layang-layang adalah situasi pandemi Covid-19 saat ini, yang memaksa orang tetap tinggal di rumah.

Baca juga: Layangan Tersedot Mesin Pesawat Saat Landing di Bandara Soekarno-Hatta

"Mungkin mereka bosan di rumah, main layangan jadi pilihan," kata dia.

Keberuntungan Wahyudi sebagai perajin layang-layang juga menular kepada reseller layang-layang yang dia buat. Faiz Rauzilah, misalnya, dia ikut menikmati manisnya hasil berjualan layang-layang.

Faiz membeli layang-ayang dari Wahyudi untuk kembali dijual ke daerah-daerah permukiman warga.

Baca juga: Kejar Layangan Putus, Bocah Usia 10 Tahun Diserang 3 Anjing Herder

"Lagi banyak yang suka main layangan. Jadi, ya saya manfaatkan buat cari lebihan-lebihan, dari jual layangan ini deh," kata Faiz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com