Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketangguhan Elita Gafar, Ditinggal Suami karena Tak Selevel, Berjuang Sendiri Biayai 6 Adik...

Kompas.com - 07/08/2020, 15:58 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Hari demi hari ia jalani dengan kesulitan. Kadang ia tak banyak mendapatkan uang untuk dibawa pulang ke rumah.

Ia biayai adiknya yang terakhir hingga tahun 1997. Elita juga membantu adik-adiknya untuk membangun rumah.

Elita kemudian lulus kuliah jenjang S2 pada tahun 2007. Di tahun itu, ia bisa memberangkatkan ibunya ke Tanah Suci untuk ibadah haji.

Elita memulai lembaran baru di Jakarta pada tahun 2009. Ia dipindahtugaskan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dengan status eselon 2.

Di awal tahun 2009 itu pula, Elita menikah lagi. Ia dijodohkan oleh teman-temannya seorang laki-laki yang umurnya berbeda jauh dengannya.

Namun, empat tahun setelah menikah, suaminya meninggal karena sakit. Ia pun juga divonis mengidap kanker payudara.

Ketegaran seorang perempuan

Kesulitan dan perjuangan hidup sudah cukup lengkap bagi Elita. Ia kini sudah cukup bahagia dengan kondisinya sekarang.

Ketegarannya menjalani hidup tak lepas dari kasih sayang orangtua Elita. Meskipun dari keluarga tak mampu, ia merasakan kasih sayang dan selalu mengingat pesan-pesan orangtuanya.

"Kasih sayang ayah dan ibu saya itu yang buat tegar. Walaupun ga mengajarkan baca tulis, tapi mereka banyak perhatian. Misalnya pas mau ujian, bikin teh, bikin gorengan. Ayah jagain saya dari nyamuk pakai sapu lidi," kata Elita sambil terisak-isak.

Orangtuanya selalu berpesan kepadanya untuk selalu menyayangi adik-adiknya. Ia berpegang teguh pada niatnya untuk meraih kesuksesan.

Baca juga: Siti, Sang Perempuan Tangguh, Panjat 60 Pohon Pinang Sehari untuk Hidupi 4 Orang

"Saya harus mengubah hidup saya, orangtua saya, dan kampung saya," ujar Elita.

Elita tak kuasa menahan tangis ketika mengingat semua peristiwa hidupnya. Pesan-pesan ibunya masih teringat selalu.

"Orangtua saya menyerahkan adik-adik kepada saya. Ibu minta adik-adik saya ikuti kakakmu (Elita). Jangan melawan kakak," kata Elita yang tinggal di kawasan Koja, Jakarta Utara.

Jika ada masalah, Elita tak melarang orang untuk menangis. Namun, ia berpesan janganlah menangis terus menerus.

"Hidup itu harus terus dijalani," kata Elita sambil terisak-isak.

"Segala sesuatu itu kalau kita yakin, percaya diri, tanggung jawab, tidak menyerah pasti Tuhan akan berikan jalan untuk kita," ujar Elita yang saat ini menjabat Kepala Sekretariat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com