JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah menyiapkan upaya antisipasi mencegah terjadinya penumpukan penumpang di angkutan umum jelang pemberlakuan sanksi tilang terhadap pelanggar sistem ganjil genap.
Untuk diketahui, sanksi tilang mulai diberlakukan Senin (10/8/2020) pekan depan.
Berdasarkan hasil evaluasi selama tiga hari penerapan sistem ganjil genap, tercatat peningkatan jumlah penumpang transportasi umum sebanyak tiga persen.
Baca juga: Apakah Ganjil Genap Bisa Mengerem Mobilitas Warga? Ini Jawaban Pemprov DKI
Seperti diketahui, sistem ganjil-genap diberlakukan kembali mulai 3 Agustus 2020 setelah sebelumnya ditiadakan mulai Maret 2020. Peniadaan sementara sistem itu terkait dengan pandemi Covid-19 dan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta.
Polisi tidak memberlakukan sanksi tilang bagi pelanggar ganjil genap sampai dengan tanggal 7 Agustus 2020 dan sanksi tilang baru diberlakukan pada Senin pekan depan.
Oleh karena itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pihaknya akan meniadakan headway atau jarak kedatangan antar-bus transjakarta.
Baca juga: Tiga Hari Sosialisasi Ganjil-Genap, Polisi: Pelanggaran Meningkat Setiap Hari
Dishub DKI pun telah menambah 25 persen armada bus di jalur-jalur transjakarta yang bersinggungan dengan sistem ganjil genap.
"Standar minimum pelayanan Transjakarta saat ini unyuk headway-nya 5 sampai 10 menit. Nah sejak hari kemarin, saya sudah sampaikan itu tidak diberlakukan. Artinya begitu ada antrean di dalam halte atau di luar halte, bus langsung bisa berangkat tanpa harus menunggu 5 menit," kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (6/8/2020).
Selain itu, petugas di stasiun dan halte akan disiagakan untuk mengatur ritme antrean penumpang sehingga tetap menjalankan protokol kesehatan.
Baca juga: Besok, Transjakarta Tambah 155 Bus di 10 Koridor yang Bersinggungan Kebijakan Ganjil-genap
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Dishub DKI, seluruh penumpang angkutan umum telah menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yakni menggunakan masker.
"Kita minta kapasitas halte dan stasiun disesuaikan dengan kapasitas physical distancing sehingga tidak terjadi penumpukan di stasiun atau halte TransJakarta. Antreannya dipersilakan di luar dan ini sudah dikoordinasikan secara baik dengan seluruh operator angkutan," ujar Syafrin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.