Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Jakarta Terus Melonjak, PDI-P Minta Anies Lihat Langsung Ketidakpatuhan Warga

Kompas.com - 09/08/2020, 21:22 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD Fraksi DPRD Gilbert Simanjuntak meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk terjun mengedukasi masyarakat terkait Covid-19.

Pasalnya, selama kebijakan pembatasan sosial bersakala besar (PSBB) transisi, ibu kota terus memecahkan rekor jumlah penambahan pasien Covid-19 per harinya.

"Kebijakan PSBB transisi saya katakan gagal, karena masyarakat tidak melakukan kebiasaan baru, tapi ke kebiasaan biasanya. Alasannya karena tidak dijaga," kata Gilbert saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/8/2020).

Penyebab dari gagalnya PSBB transisi ini ialah kurangnya pengawasan di lapangan khususnya permukiman padat penduduk, rumah, dan pasar tradisional.

Baca juga: Detik-detik Menegangkan Polisi Kejar Pencuri Mobil dari Jakarta, Tertangkap di Bypass Lohbener

Kurangnya jumlah Satpol PP DKI Jakarta yang mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan juga menjadi salah satu penyebab kurangnya kesadaran warga.

Oleh karena itu, ia meminta Anies melihat sendiri masalah yang terjadi di masyarakat sehingga terjadinya ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan.

"Saat ini kami butuh pemimpin yang turun ke lapangan, ketika dia enggak turun ke lapangan, apa yang mau dipatuhi sama masyawakat," ujar Gilbert.

Dengan melihat langsung masalah tersebut, barulah Anies bisa mengambil kebijakan terkait penanganan Covid-19.

Baca juga: Sebaran 1.893 Kasus Baru Covid-19, Penambahan Tertinggi di DKI Jakarta

Adapun kemarin, Jakarta kembali mencatatkan jumlah penambahan kasus positif Covid-19 tertinggi kemarin, Sabtu (8/8/2020) dengan 721 kasus baru. Positivity rate dari total warga yang menjalani tes usap atau swab test pun sangat tinggi, yakni 7,4 persen.

Dengan begitu, jumlah kumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta hingga Sabtu (8/8/2020) adalah 25.242 orang.

Dari jumlah tersebut, 15.710 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 934 orang meninggal dunia.

Berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 6.914 spesimen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com