Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selisih hingga 659, Data Kasus Aktif Covid-19 Pemkot Bekasi Tak Sinkron dengan Pemprov Jabar

Kompas.com - 11/08/2020, 17:52 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 
BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyajikan data kasus Covid-19 dengan jumlah yang berbeda.

Bahkan, perbedaan data kasus aktif Covid-19 di Bekasi dengan Jabar selisihnya mencapai 659 kasus.

Adapun, kasus aktif adalah pasien positif Covid-19 yang belum sembuh.

Data dari situs website Pemprov Jabar pikobar.jabarprov.go.id, jumlah kasus aktif Covid-19 mencapai 680 per 10 Agustus 2020.

Sementara, jumlah kumulatif terkonfirmasi Covid-19 di Kota Bekasi menurut Pemprov ada 982 kasus. Sedangkan pasien sembuh ada sebanyak 270 dan angka kematian Covid-19 sebanyak 32.

Baca juga: Disebut Punya Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi di Jabar, Walkot Bekasi: Wajar karena Dekat Jakarta

Sedangkan data dari situs website Pemkot Bekasi corona.bekasikota.go.id, jumlah kasus aktif yang masih dirawat hanya ada 21 kasus, bukan 680 seperti versi Pemprov Jabar.

Lalu, jumlah kumulatif kasus Covid-19 menurut Pemkot Bekasi ada sebanyak 614 kasus. Dari jumlah tersebut, ada 554 pasien sembuh dan 39 pasien Covid yang meninggal dunia.

Dari kedua data tersebut, kasus aktif antara Pemkot dan Pemprov selisih hingga 659 kasus.

Data Pemprov jauh lebih banyak kasus aktif yaitu sebanyak 680 kasus dibanding data Pemkot yaitu 21 kasus aktif.

Perbedaan juga terlihat dari data jumlah kumulatif Pemprov Jabar dan Pemkot Bekasi yang selisih 368 kasus.

Data kumulatif pasien terkonfirmasi Covid-19 yang disajikan Pemprov jauh lebih banyak dibanding jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 secara kumulatif yang disajikan Pemkot Bekasi.

Baca juga: UPDATE: Bertambah 2 Kasus, Total 614 Kasus Positif Covid-19 di Kota Bekasi

Penjelasan Pemkot Bekasi dan Pemprov Jabar

Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi malah mempertanyakan data yang disajikan oleh Pemprov Jabar.

Sebab menurut dia, dari awal Maret data kasus Covid-19 di Kota Bekasi yang disajikan Pemprov Jawa Barat jumlahnya memang tinggi.

"Ya ini datanya darimana? Dari awal emang kita dibuat tertinggi," ujar Rahmat.

Apabila benar jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Bekasi yang disajikan Pemprov ada 680, Rahmat mempertanyakan di mana para pasien itu dirawat.

Pasalnya kapasitas pasien di rumah sakit rujukan di Kota Bekasi hanya bisa menampung 117 orang.

“Kalau itu sehari 680, rumah sakit kita penuh. Rumah sakit swasta juga penuh. Orang rumah sakit kita cuma 117 orang. Dari awal juga kita selalu dibuat merah (zonanya),” tambah Rahmat.

Baca juga: Struktur Bata di Bawah Stasiun Bekasi Diduga Bekas Markas di Zaman Jepang

Sementara, Juru Bicara Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Jabar Berli Hamdani Gelung Sakti mengakui memang ada yang belum sinkron antara data dari Pemprov Jabar dan Pemkot Bekasi.

Hal itu terjadi karena data yang digunakan antara Pemprov dengan Pemkot berbeda.

Berli mengatakan, data Covid-19 yang digunakan adalah hasil penghitungan akhir rekapan data yang telah terverifikasi dari jumlah kasus yang dilaporkan Pemerintah Pusat dan Pemkot.

“Kalau Provinsi merekap dari Kota terus ke Pusat, di Pusat selesai diverifikasi dan dipublished. Pemprov ambil data yang dipublikasi pusat. Jadi jedanya bisa beberapa hari antara Pemprov Jabar dengan Bekasi,” ujar dia.

Sementara, data yang disajikan oleh Pemkot Bekasi dinamis sesuai yang dilaporkan dari Labkesda Kota Bekasi.

“Kalau Kota memang data sewaktu, jadi pergerakannya sangat dinamis,” ucap Berli.

Berli mengatakan, perbandingan data yang jauh berbeda itu akan terus disinkronkan sehingga data yang disajikan antara Pemkot dan Pemprov Jabar tidak berbeda jauh.

“Ini sudah berulang diklarifikasi oleh Jabar maupun Bekasi. Masalah teknologi informasi data ini memang masih terus kita perbaiki. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama, masalah ini bisa ada solusi bersama,” kata dia.

“Tetapi intinya kami semua tetap menjaga kekompakan dalam menghadapi Covid-19 ini. Mengoordinasikan dan menyinergikan upaya yang dilakukan dengan optimalisasi semua sumber daya yang ada,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com