BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Ahli Tim Cagar Budaya Kota Bekasi Ali Anwar menduga, struktur bata berbentuk lorong di bawah Stasiun Bekasi merupakan gorong-gorong dari zaman Belanda.
Struktur bata itu ditemukan di bawah tanah saat pekerja mengerjakan proyek pembangunan double double track (DDT) atau rel dwi ganda di Stasiun Bekasi, tepatnya di perimeter Stasiun Kota Bekasi.
“Gorong-gorong ini diperkirakan dibangun oleh Belanda-Jerman tahun 1887. Struktur itu bahkan sudah dipugar tahun 1920,” kata Ali, Selasa (11/8/2020).
Baca juga: Pemkot Bekasi Minta Ditjen Perkeretapian Amankan Area Struktur Bata Kuno
Dia meyakini, struktur bata itu merupakan gorong-gorong peninggalan Belanda. Sebab bentuknya seperti lorong pendek tempat di mana di bawahnya ada aliran air.
Dia memperkirakan lorong itu memiliki lebar tiga meter. Namun, gorong-gorong itu kemudian tertutup lumpur.
“Jadi tidak begitu lebar, tidak begitu luas. Kalau melihat dari kondisinya itu seperti suatu lubang tetapi sudah tertutup oleh lumpur,” kata dia.
Pria kelahiran Bekasi itu mengatakan, dahulunya dari arah Stasiun Bekasi ke Jalan Juanda ada satu parit yang cukup lebar. Parit itu diperkirakan lebar dan kedalamannya dua meter.
Ali menduga, aliran air dari gorong-gorong peninggalan Belanda itu mengalir ke parit Juanda hingga ke Kali Bekasi.
“Saya kecil tinggal di sana (dekat Stasiun Bekasi). Di Jalan Juanda itu amat memungkinkan untuk tampungan air. Karena dari situ tidak ada lagi stasiun ke arah utara. Kiri kanan Jalan Pantura itu yang sekarang Jalan Juanda itu ada parit di kiri kanannya. Parit itu mengarah ke Jalan Bulan-bulan sebelum PMI, dari situ belok kiri masuk ke Kali Bekasi, tepatnya dekat Pegadaian,” tambah dia.
Seiring berjalannya waktu, Ali mengatakan, saluran air itu sudah tidak terlihat lagi. Sebab di kawasan Stasiun kini sudah banyak permukiman dan pelebaran jalan yang menimpa parit tersebut.
Dia mengatakan, tidak heran jika kawasan Stasiun Bekasi hingga Jalan Juanda kerap dilanda banjir jika hujan.
“Jadi tidak benar kalau di situ dibilang tidak ada saluran air. Sekarang itu seiring dengan pelebaran jalan, saluran parit itu jadi mengecil bahkan mati yang berdempetan dengan stasiun. Makanya dia kalau lagi musim hujan itu bau sekali sekitaran situ ya,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.