Retno menyebut, ada beberapa strategi yang diterapkan Kota Bogor dalam penanggulangan Covid-19, yaitu peran deteksi aktif (detektif) Covid-19 dengan melibatkan tim lacak dan tim pantau di wilayah, swab massive dilaksanakan dengan melakukan pencarian atau surveillance aktif (active case finding) bagi kelompok beresiko.
Beberapa sasaran atau target, yaitu lokasi tempat kerumunan, stasiun, terminal, perkantoran, faskes dan pasar.
"Sasarannya kita tetapkan, semua yang kontak erat dengan kasus konfirmasi positif, kasus suspect dan probable, 100 persen semua harus di swab test. Demikian juga untuk nakes dan non nakes yang bekerja di faskes yang termasuk kelompok resiko tinggi dalam penularan Covid-19, kemudian ASN, pedagang pasar, tokoh agama dan kelompok masyarakat lain," jelas dia.
Pemkot Bogor, lanjut dia, akan terus mencari secara aktif terhadap populasi yang rentan tertular Covid-19.
Ketika kasus ditemukan segera diisolasi, tracing secara masif, swab test dan karantina mandiri bagi yang kontak erat. Kemudian langkah selanjutnya dilakukan desinfeksi dan edukasi kepada masyarakat.
"Hingga hari ini positive rate Kota Bogor masih ada di angka 3,8 persen dari standar 5 persen. Dalam beberapa hari terakhir dilaksanakan swab test kurang lebih sebanyak 300 hingga 400 swab massif," ujar Retno.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, mengambil langkah antisipasi dengan melakukan penutupan sementara pelayanan selama tiga hari ke depan terhadap sejumlah pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).
Keputusan itu diambil setelah beberapa Puskesmas di Kota Bogor terindikasi menjadi penyebaran kasus positif Covid-19.
Ada empat puskesmas yang ditutup sementara waktu, yaitu Puskesmas Gang Aut, Puskesmas Cipaku, Puskesmas Bogor Utara, dan Puskesmas Mekarwangi.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor menemukan adanya kasus positif Covid-19 di lima puskesmas yang memapari beberapa tenaga medis dan non-medis yang bekerja di fasilitas layanan kesehatan itu.
Baca juga: Tenaga Kesehatan di 5 Puskesmas Kota Bogor Positif Covid-19
Setelah dilakukan penelusuran, terjadi penambahan kasus dengan total sebanyak delapan puskesmas terindikasi terpapar Covid-19.
Dari delapan puskesmas tersebut, dilaporkan sebanyak 27 pegawai yang bekerja terkonfirmasi positif.
Puluhan pegawai yang terpapar Covid-19 meliputi bidan, dokter umum, dokter internship (magang), pegawai farmasi, analis, petugas pendaftaran, sekuriti, bagian gizi, bagian promosi kesehatan, petugas administrasi, staf, hingga office boy.
“Dari hasil analisis, ada empat puskesmas yang tutup sementara yakni Puskesmas Gang Aut, Puskesmas Cipaku, Puskesmas Bogor Utara, dan Puskesmas Mekarwangi. Sementara Puskemas Sindangbarang menutup layanan kesehatan ibu anak dan poned, dan Puskesmas Merdeka menutup layanan laboratorium,” ungkap Dedie.
Baca juga: Tangerang Raya, Bekasi, dan Bogor Masuk Zona Oranye, Apa Artinya?
Dedie menambahkan, saat ini semua pegawai yang terkonfirmasi positif sudah dirawat dan diisolasi.