Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Temuan Bata Kuno Berbentuk Lorong, Ini Kisah di Balik Berdirinya Stasiun Bekasi

Kompas.com - 12/08/2020, 17:46 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Struktur bata diduga cagar budaya ditemukan saat proses pembangunan proyek double double track (DDT) atau rel dwiganda di Stasiun Bekasi beberapa hari lalu.

Seorang pekerja yang sedang menggarap proyek double double-track (DDT) ini menemukan dua bangunan batu yang tersusun sepanjang 15 meter dengan ukuran panjang 28 centimeter dan lebar 15 centimeter.

Sementara, ketebalan batu itu sekitar 5 centimeter yang terpendam di bawah permukaan tanah. Bangunan yang diduga gorong-gorong itu tertutup lumpur hingga bebatuan.

Struktur bata berbentuk lorong di Stasiun Bekasi itu diperkirakan dahulunya adalah gorong-gorong peninggalan Belanda.

Baca juga: Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Ragu Struktur Bata di Stasiun Bekasi Bekas Markas Jepang

Lalu, seperti apa sejarah berdirinya Stasiun Bekasi itu?

Ketua Tim Ahli Cagar Budaya sekaligus Sejarawan Bekasi, Ali Anwar menceritakan, pembangunan Stasiun Bekasi dimulai pada 1880 dan selesai pada 1887.

Dahulunya, Stasiun Bekasi hanya dijadikan sebagai halte kecil atau perlintasan mobil.

Dahulu Kota Bekasi dikuasai tuan tanah dari Eropa dan China.

Melihat tanah Kota Bekasi sangat potensial untuk berkebun, akhirnya lahan-lahannya mulai banyak dibangun perkebunan gula, perkebunan karet, pabrik-pabrik industri hingga persawahan.

Stasiun Bekasi yang dahulunya halte kecil ini didirikan seiring adanya pembangunan rel kereta dari Jakarta Kota ke Jatinegara hingga Karawang.

Pembangunan rel kereta api dari wilayah Jakarta hingga sekitarnya guna dapat mempermudah pendistribusian produk-produk pangan tersebut.

Baca juga: Ditjen Perkeretapian Hentikan Pembongkaran Struktur Bata Kuno di Proyek DDT Stasiun Bekasi

“Jadi seperti halnya daerah-daerah lain pembangunan rel kereta api itu tidak lepas dari kepentingan kolonial tentang bisnis,” ujar Ali saat dihubungi, Rabu (12/8/2020).

Lintasan Stasiun Bekasi tak sebesar sekarang, dahulu lintasannya hanya muat untuk kereta muatan kecil zaman Belanda sekitar 2x2 meter.

Perlintasan kereta yang melintasi Lemahabang – Cibarusah – Jonggol. Kereta tersebut diberi nama Dogong.

Kereta dogong dibangun oleh tuan tanah sebagai akses transportasi pengiriman padi dari ke kawasan Cibarusah dan Cileungsi dari Cikampek.

Pembangunan rel kereta dogong ini dilakukan oleh tuan tanah karena saat itu jalan raya yang menghubungkan wilayah Lemahabang – Cibarusah kondisinya sangat tidak baik, tidak bisa dilalui mobil. Untuk menghemat biaya, maka dibangunlah kereta dogong tersebut.

Saat itu posisi Stasiun Bekasi dibangun di dekat pusat pemerintahan Bekasi, yakni di Alun-alun Bekasi.

“Waktu itu areanya alun-alun sudah ada, kenapa dibangun Stasiun Bekasi di wilayah situ karena sudah berbentuk kota, sudah ada kantor kejaksaan dan ada pabrik-pabrik. Bahkan perumahan juga sudah ada waktu itu,” kata dia.

Baca juga: Ditjen Perkeretapian Hentikan Pembongkaran Struktur Bata Kuno di Proyek DDT Stasiun Bekasi

Stasiun Bekasi pun direnovasi beberapa kali seiring perkembangan zaman. Pemugaran itu menyebabkan sentuhan arsitektur khas Belanda hilang.

"Kayak sekarang-sekarang ini (Stasiun Bekasi) bisa dikatakan enggak ada heritage-nya, tidak ada ciri khas stasiun itu, tidak seperti di Jatinegara dan Jakarta Kota. Sudah banyak terjadi perubahan mengikuti perubahan zaman," ucap Ali.

Secara fisik Stasiun Bekasi itu memang berubah, namun peninggalan Belanda di bawah tanah ini ternyata meninggalkan struktur bata berbentuk lorong. Lorong yang diduga dahulunya adalah gorong-gorong juga menjadi teka-teki.

Ali sendiri pun tak dapat membuktikan bahwa susunan batu bata adalah gorong-gorong peninggalan zaman Belanda.

Meski demikian, ia berharap Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) memeriksa dan meneliti struktur bata yang ada di perimeter Stasiun Bekasi.

Apabila benar struktur bata itu cagar budaya maka besar harapannya untuk dibuatkan heritages di Stasiun Bekasi sebagai tempat penyimpanan.

“Sehingga orang-orang bisa tahu bagaimana sejarah Stasiun Bekasi gitu,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com