Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2020, 12:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengaku prihatin dengan rendahnya kepatuhan warga Depok dalam hal protokol pencegahan penularan Covid-19.

Selain banyak warga yang masih belum mengenakan masker ketika di tempat umum, ada sejumlah warga yang tidak serius menggunakan masker.

Secara khusus, ia menyoroti perilaku orang-orang yang bepergian menggunakan masker, namun justru melepasnya ketika mengobrol.

"Pakai masker harus yang benar, dong. Memang ini hal kecil. Saya suka merasa, memang orang-orang keluar pakai masker. Tapi, aduh, saat ngobrol kenapa malah dibuka, sih?" ungkap Novarita ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (12/8/2020) malam.

"Justru malah seharusnya ditutup ya saat ngobrol itu, kan dropletnya (percikan liur) muncrat dari mulut," tambahnya.

Baca juga: Kondisi Jakarta 5 Bulan Pandemi Covid-19: Tak Ada Zona Hijau, Warga Tetap Malas Pakai Masker

Ketidakpatuhan ini Novarita yakini sebagai salah satu dari beberapa sebab melonjaknya kasus positif Covid-19 di Depok selama 2 pekan terakhir.

Setelah pelonggaran PSBB, orang-orang mulai berkerumun di tempat umum sehingga menyulitkan jaga jarak. Ditambah tidak benar memakai masker.

"Sekarang ini orang memang memakai masker. Tapi giliran ngobrol, buka deh. Sama saja bohong. Sekarang pakai maskernya malah di dagu, enggak ada yang di mulut," tukasnya.

Ia yakin, jika warga patuh menggunakan masker dengan benar, laju pertumbuhan kasus Covid-19 di Depok setidaknya bisa melambat.

"Makanya, kalau di tempat umum jangan makan sambil ngobrol, ngumpet lah. Kalau kita di tempat umum terus lagi ramai mengobrol, sementara itu kita buka masker, kan risiko. Kita kan enggak tahu di antara segitu banyak orang ada saja salah satu yang OTG (orang tanpa gejala) kan," jelas Novarita.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Depok: Data Pemkot Tak Transparan hingga Disentil Mendagri Tito

Ungkapan Novarita sebetulnya relevan dengan keadaan di mana pun, sebab tak hanya di Depok perilaku ini jamak dijumpai.

Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono sempat menyampaikan hal senada ketika awal klaster perkantoran merebak di Jakarta.

"Kuncinya waspada. Jangan terlalu lama di kantor, jangan terlalu lama ngobrol di kantor. Pakai masker saat ngobrol. Ngobrol pun jarak jauh saja," tegas Pandu ketika dihubungi pada 28 Juli 2020 lalu.

"Orang itu seringkali begitu masuk kantor, bertemu dengan temannya, mereka melepas masker. Padahal tidak tahu kan mereka rumahnya di mana-mana saja," imbuhnya.

Baca juga: Rasio Tes Covid-19 Sangat Rendah, Tito Karnavian Tegur Wali Kota Depok

Pandu berujar, tak sedikit orang yang lengah ketika jam istirahat dan melepas maskernya.

Di meja makan kantin, misalnya, saat semua orang makan, tak ada yang mengenakan masker.

Namun, meski tanpa masker, rekan semeja yang jaraknya berdekatan justru saling berbincang.

"Kita bukannya suuzon (berburuk sangka). Kita juga tidak tahu kan kita sendiri terkena Covid-19 atau tidak. Makanya, menggunakan masker itu melindungi kamu dan melindungi aku," lanjutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tangis Nenek Sarmini Lihat Rumahnya Diduga Dibakar Anak Sendiri...

Tangis Nenek Sarmini Lihat Rumahnya Diduga Dibakar Anak Sendiri...

Megapolitan
Resmi Masuk PSI, Benarkan Jalan Kaesang Semakin Terbuka Jadi Cawalkot Depok?

Resmi Masuk PSI, Benarkan Jalan Kaesang Semakin Terbuka Jadi Cawalkot Depok?

Megapolitan
Bawa Parang dan Stik Golf Diduga untuk Tawuran, 12 Remaja Ditangkap di Jakbar

Bawa Parang dan Stik Golf Diduga untuk Tawuran, 12 Remaja Ditangkap di Jakbar

Megapolitan
Pagi Ini, Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif

Pagi Ini, Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif

Megapolitan
Alarm Bahaya buat Orangtua, Muncikari Intai Anak-anak ke Dalam Prostitusi 'Online' lewat Media Sosial

Alarm Bahaya buat Orangtua, Muncikari Intai Anak-anak ke Dalam Prostitusi "Online" lewat Media Sosial

Megapolitan
Waspada, Pencurian Motor di Bangka Jaksel Tak Lagi Malam Hari, tapi Waktu Subuh

Waspada, Pencurian Motor di Bangka Jaksel Tak Lagi Malam Hari, tapi Waktu Subuh

Megapolitan
Pakai Gayung dan Selang, Warga Coba Padamkan Kebakaran Rumah Kosong di Ragunan

Pakai Gayung dan Selang, Warga Coba Padamkan Kebakaran Rumah Kosong di Ragunan

Megapolitan
Rumah Kosong di Ragunan Terbakar, Api Sambar 3 Bangunan Lainnya

Rumah Kosong di Ragunan Terbakar, Api Sambar 3 Bangunan Lainnya

Megapolitan
Kaesang Jadi Kader PSI, PDI-P Depok: Berpartai dan Berpolitik Kan Pilihan

Kaesang Jadi Kader PSI, PDI-P Depok: Berpartai dan Berpolitik Kan Pilihan

Megapolitan
Wilayahnya Marak Curanmor, Ketua RW: Bukan Dicuri Tengah Malam, tapi Subuh

Wilayahnya Marak Curanmor, Ketua RW: Bukan Dicuri Tengah Malam, tapi Subuh

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kondisi Pasar Lama Tangerang Setelah Terbakar Hebat | PSI Sebut Ada Kejutan Lebih Besar Usai Kaesang Jadi Kader

[POPULER JABODETABEK] Kondisi Pasar Lama Tangerang Setelah Terbakar Hebat | PSI Sebut Ada Kejutan Lebih Besar Usai Kaesang Jadi Kader

Megapolitan
4 Motor Hilang Dalam 3 Bulan di Mampang, Dicuri karena Tak Pakai Kunci Ganda

4 Motor Hilang Dalam 3 Bulan di Mampang, Dicuri karena Tak Pakai Kunci Ganda

Megapolitan
Tetangga Sempat Cium Bau Bensin Sebelum Kebakaran Rumah di Pulogadung

Tetangga Sempat Cium Bau Bensin Sebelum Kebakaran Rumah di Pulogadung

Megapolitan
Momen Mencekam Saat Pasar Lama Tangerang Terbakar Hebat, Si Jago Merah Muncul Saat Sedang Ramai Pengunjung

Momen Mencekam Saat Pasar Lama Tangerang Terbakar Hebat, Si Jago Merah Muncul Saat Sedang Ramai Pengunjung

Megapolitan
Usai Kaesang Jadi Kader, DPD PSI Depok Sebut Ada Kejutan Lebih Besar Lagi

Usai Kaesang Jadi Kader, DPD PSI Depok Sebut Ada Kejutan Lebih Besar Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com