TANGERANG, KOMPAS.com - Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Pol Adi Ferdian Saputra mengatakan, kronologi percekcokan antara anak Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, dengan pimpinan KPK Nawawi Pomolango karena tidak terima ditegur.
Adi Ferdian mengatakan, berdasarkan aduan lisan dari Nawawi, Ahmad Mumtaz Rais sempat ditegur awak kabin Garuda Indonesia karena menggunakan ponsel saat pesawat sedang mengisi bahan bakar.
"Dari pihak kabin melihat seseorang yang pada saat refueling menggunakan HP," tutur dia.
Mumtaz Rais ditegur sampai tiga kali. Akhirnya, Nawawi ikut memberikan teguran kepada Mumtaz Rais di kabin pesawat.
"Sehingga, beliau (Nawawi) membantu mengingatkan (ke Mumtaz Rais) bahwa apa yang dilakukan awak kabin adalah imbauan oleh para penumpang sebagaimana prosedur awak kabin kepada penumpang yang mungki kurang patuh atau kurang tahu," kata Adi Ferdian.
Baca juga: Cekcok di Pesawat, Pimpinan KPK Nawawi Pomolango Laporkan Putra Amien Rais ke Polisi
Namun, laporan dari Nawawi tersebut masih secara lisan. Adi Ferdian mengatakan, pihaknya menunggu apakah akan dilaporkan secara resmi atau tidak.
"Itu nanti kita lebih lanjut dari beliau resminya seperti apa," kata dia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra sebelumnya mengatakan, kronologi kejadian cekcok kedua penumpang terjadi di penerbangan rute Gorontalo-Makassar-Jakarta dengan nomor GA 643.
Tanpa menyebut nama, Irfan menjelaskan, saat itu salah seorang penumpang kelas bisnis menggunakan ponsel ketika pesawat sedang boarding dari Gorontalo dan saat melakukan pengisian bahan bakar atau refueling.
Kemudian, awak kabin menegur penumpang tersebut sebanyak tiga kali, tetapi tidak dihiraukan hingga akhirnya penumpang lain ikut menegur.
"Hal tersebut mengakibatkan penumpang lain yang juga duduk di kelas bisnis turut menegur penumpang bersangkutan sehingga terjadi adu argumen antarpenumpang," kata Irfan dalam keterangan yang diterima Kompas.com.
Irfan mengatakan, Garuda Indonesia menghormati jika masalah ini dibawa ke proses hukum. Pihaknya akan kooperatif memberikan keterangan kepada pihak kepolisian apabila dibutuhkan.
Dia menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan toleransi orang yang sengaja melanggar aturan keselamatan penerbangan.
"Kami meyakini komitmen penerapan safety pada operasional penerbangan dapat berjalan optimal dengan adanya dukungan dan peran serta seluruh penumpang dalam mematuhi aturan keselamatan penerbangan yang berlaku," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.