JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Duri Selatan M Ghufri Fatchani berharap posko pengungsian korban kebakaran di Duri Selatan tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Pasalnya, sebelum terjadi kebakaran ada warga yang dinyatakan positif Covid-19 di lokasi kebakaran.
"Tapi memang posisi sekarang aman, mudah-mudahan tidak timbul klaster baru ya. Mereka dalam keadaan negatif semua," tutur dia saat dihubungi Kompas.com melalui telefon, Minggu (16/8/2020).
Ghufri khawatir karena banyak pengungsi khususnya anak-anak masa bodoh dengan protokol kesehatan Covid-19 saat di pengungsian.
Baca juga: Tinggalkan Posko Pengungsian, Sejumlah Korban Kebakaran Tambora Dirikan Tenda di Puing Rumah
Kelurahan bersama dengan para relawan mengambil langkah penerapan protokol kesehatan saat pembagian bantuan untuk warga.
"Itu kita pergunakan untuk soialisasi (protokol) ke pengungsian warga," kata dia.
Sebagai contoh saat pembagian minuman gratis warga diminta menggunakan masker. Bagi mereka yang tidak menggunakan masker tidak diizinkan untuk mengambil bantuan.
Namun untuk penerapan physcal distancing di pengungsian, Ghufri mengakui masih sulit untuk menerapkan secara ketat.
"Karena memang mereka berkelompok sekeluarga kan. Paling dengan yang lain jaga (jarak), tapi dengan keluarganya sendiri mereka tetap bersatu nempel," kata dia.
Ghufri mengatakan kelurahan juga sudah memberikan fasilitas untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti tempat cuci tangan dan air bersih juga WC portabel.
Baca juga: Pengungsi Kebakaran Tambora Banyak, Aparat Upayakan Tetap Terapkan Protokol Kesehatan
Seperti diketahui sebelumnya kebakaran dahsyat terjadi berlangsung selama delapan jam dari Selasa malam hingga Rabu dini hari.
Kasieops Damkar Jakarta Barat Eko Sumarno mengatakan kebakaran tersebut menjalar hingga lima RT yakni RT 001, 002, 003, 005 dan 010 di RW 005 Kelurahan Duri Selatan.
Akibatnya, ratusan jiwa terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam musibah tadi malam tersebut.
"Data sementara, total ada 382 kepala keluarga dengan 987 jiwa yang harus mengungsi akibat musibah ini," kata Eko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.