DEPOK, KOMPAS.com – Kota Depok kembali masuk sebagai wilayah dengan risiko tinggi alias zona merah penularan Covid-19 nasional. Sebelumnya, Depok sempat masuk zona merah pada 6 Agustus 2020 lalu, sebelum sepekan berselang beralih ke zona oranye.
Kembali “merahnya” Kota Depok termuat dalam data risiko laman resmi Satgas Penanganan Covid-19 Indonesia, covid19.go.id yang dikutip pada Kamis (20/8/2020) dini hari. Dalam laman yang sama, tertulis keterangan bahwa data tersebut diperbarui per 16 Agustus 2020.
Sebagai informasi, hingga data diperbarui pada Rabu kemarin, Kota Depok sudah mencatat total 1.767 kasus positif Covid-19, dengan 1.182 di antaranya diklaim pulih, dan 58 lainnya meninggal dunia. Artinya, saat ini ada 522 pasien positif Covid-19 (kasus aktif) yang sedang ditangani di Depok.
Baca juga: Bantah Berstatus Zona Merah, Pemkot Depok Sebut Wilayahnya Kini Masuk Zona Oranye
(Di bawah ini grafik interaktif kasus Covid-19 di Depok sejak PSBB diperlonggar pada 5 Juni 2020. Sorot titik pada grafik untuk melihat detail waktu dan jumlah kasus.)
Angka ini menjadikan Depok sebagai wilayah dengan total laporan kasus positif Covid-19 tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Depok juga kini menjadi satu-satunya wilayah di Jawa Barat yang masuk kategori zona merah.
Selain itu, di lingkup Bodetabek, Depok juga menjadi satu-satunya kota satelit Jakarta yang masuk kategori zona merah. Bogor Raya, Bekasi Raya, dan Tangerang Raya seluruhnya dikategorikan ke dalam wilayah risiko sedang penularan Covid-19 alias zona oranye.
Sementara itu, di Ibu Kota, sebagian besar wilayah kota administrasi masuk kategori zona merah, kecuali Jakarta Timur dan Selatan (zona oranye) serta Kepulauan Seribu (zona kuning, risiko rendah).
Baca juga: Kasus Baru Covid-19 Tinggi Berhari-hari, Kini Depok Lampaui Puncak Gelombang Pertama
Depok mengalami lonjakan pesat kasus Covid-19 sejak 31 Juli 2020 hingga sekarang. Di samping itu, dalam 5 hari terakhir, temuan kasus positif Covid-19 di Depok mencapai rekor tertinggi selama pandemi dengan 46-49 kasus baru setiap harinya.
Pemerintah Kota Depok tidak transparan dalam mengumumkan jumlah tes PCR harian yang dilakukan. Akibatnya, diketahui secara pasti lonjakan kasus terjadi karena pelacakan yang semakin masif atau penularan yang kian membahayakan.
Namun, Pemerintah Kota Depok membantah Depok masuk dalam zona merah, melainkan berstatus zona oranye alias wilayah berisiko sedang penularan Covid-19.
"Status untuk minggu ini Depok masih oranye. Dicek data (Satgas Penanganan Covid-19 nasional) periode tanggal berapa," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana kepada wartawan, Kamis (20/8/2020).
Pengakuan Pemkot Depok ini berbeda dengan data yang dipublikasikan Satgas Penanganan Covid-19 Nasional melalui peta risiko dalam situs resmi covid19.go.id.
Dalam peta yang dapat diakses publik itu, Depok masuk dalam kategori zona merah alias risiko tinggi, satu-satunya di Bodetabek dan Jawa Barat.
Menurut Dadang, data tersebut merupakan data hasil pemantauan periode pekan lalu, dengan pemantauan terakhir pada Minggu (16/8/2020).
"Zona risiko dibuat satgas pusat dalam periode mingguan. Zona risiko ini tentu sangat fluktuatif skornya, dipengaruhi oleh kondisi data yang ditentukan dalam 14 indikator," kata Dadang.