Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok Kembali Jadi Zona Merah Covid-19 Nasional, Satu-satunya di Jawa Barat dan Bodetabek

Kompas.com - 20/08/2020, 06:13 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Kota Depok kembali masuk sebagai wilayah dengan risiko tinggi alias zona merah penularan Covid-19 nasional. Sebelumnya, Depok sempat masuk zona merah pada 6 Agustus 2020 lalu, sebelum sepekan berselang beralih ke zona oranye.

Kembali “merahnya” Kota Depok termuat dalam data risiko laman resmi Satgas Penanganan Covid-19 Indonesia, covid19.go.id yang dikutip pada Kamis (20/8/2020) dini hari. Dalam laman yang sama, tertulis keterangan bahwa data tersebut diperbarui per 16 Agustus 2020.

Sebagai informasi, hingga data diperbarui pada Rabu kemarin, Kota Depok sudah mencatat total 1.767 kasus positif Covid-19, dengan 1.182 di antaranya diklaim pulih, dan 58 lainnya meninggal dunia. Artinya, saat ini ada 522 pasien positif Covid-19 (kasus aktif) yang sedang ditangani di Depok.

Baca juga: Bantah Berstatus Zona Merah, Pemkot Depok Sebut Wilayahnya Kini Masuk Zona Oranye

(Di bawah ini grafik interaktif kasus Covid-19 di Depok sejak PSBB diperlonggar pada 5 Juni 2020. Sorot titik pada grafik untuk melihat detail waktu dan jumlah kasus.)

Angka ini menjadikan Depok sebagai wilayah dengan total laporan kasus positif Covid-19 tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Depok juga kini menjadi satu-satunya wilayah di Jawa Barat yang masuk kategori zona merah.

Selain itu, di lingkup Bodetabek, Depok juga menjadi satu-satunya kota satelit Jakarta yang masuk kategori zona merah. Bogor Raya, Bekasi Raya, dan Tangerang Raya seluruhnya dikategorikan ke dalam wilayah risiko sedang penularan Covid-19 alias zona oranye.

Sementara itu, di Ibu Kota, sebagian besar wilayah kota administrasi masuk kategori zona merah, kecuali Jakarta Timur dan Selatan (zona oranye) serta Kepulauan Seribu (zona kuning, risiko rendah).

Baca juga: Kasus Baru Covid-19 Tinggi Berhari-hari, Kini Depok Lampaui Puncak Gelombang Pertama

Depok mengalami lonjakan pesat kasus Covid-19 sejak 31 Juli 2020 hingga sekarang. Di samping itu, dalam 5 hari terakhir, temuan kasus positif Covid-19 di Depok mencapai rekor tertinggi selama pandemi dengan 46-49 kasus baru setiap harinya.

Pemerintah Kota Depok tidak transparan dalam mengumumkan jumlah tes PCR harian yang dilakukan. Akibatnya, diketahui secara pasti lonjakan kasus terjadi karena pelacakan yang semakin masif atau penularan yang kian membahayakan.

Pemkot Depok membantah

Namun, Pemerintah Kota Depok membantah Depok masuk dalam zona merah, melainkan berstatus zona oranye alias wilayah berisiko sedang penularan Covid-19.

"Status untuk minggu ini Depok masih oranye. Dicek data (Satgas Penanganan Covid-19 nasional) periode tanggal berapa," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana kepada wartawan, Kamis (20/8/2020).

Pengakuan Pemkot Depok ini berbeda dengan data yang dipublikasikan Satgas Penanganan Covid-19 Nasional melalui peta risiko dalam situs resmi covid19.go.id.

Dalam peta yang dapat diakses publik itu, Depok masuk dalam kategori zona merah alias risiko tinggi, satu-satunya di Bodetabek dan Jawa Barat.

Menurut Dadang, data tersebut merupakan data hasil pemantauan periode pekan lalu, dengan pemantauan terakhir pada Minggu (16/8/2020).

"Zona risiko dibuat satgas pusat dalam periode mingguan. Zona risiko ini tentu sangat fluktuatif skornya, dipengaruhi oleh kondisi data yang ditentukan dalam 14 indikator," kata Dadang.

Kepada wartawan, ia menunjukkan data Satgas Pusat dengan tanggal tercantum 17 Agustus 2020 yang ia terima. Di sana, tertera bahwa Depok masuk kategori zona oranye dengan skor 1,82.

"Status risiko bisa dicek kembali pada Senin mendatang. Status risiko dihitung tiap minggu," tambahnya.

 

Catatan redaksi:

Berita ini telah mengalami perbaikan isi yaitu adanya bantahan dari Pemkot Depok soal status zona merah. Menurut Pemkot Depok, adanya perbedaan ini karena data Satgas Pusat diperbarui tiap pekan. Sedangkan Pemkot Depok memiliki data harian.

Klarifikasi selengkapnya dapat dilihat di artikel: Bantah Berstatus Zona Merah, Pemkot Depok Sebut Wilayahnya Kini Masuk Zona Oranye

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com