JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan warga yang tidak mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19 berarti tidak menghargai diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
"Kalau kita menggunakan masker dengan baik, artinya kita menghormati dan melindungi orang lain dan diri sendiri dengan baik," kata Anies di Jakarta, Kamis (20/8/2020), seperti dikutip Antara.
Sebaliknya, ketika jika tidak menggunakan masker dengan baik, artinya tidak menghormati dan menghargai orang.
Baca juga: Anies: Temuan Kasus Positif Covid-19 Diasosiakan Buruk, Sesungguhnya Kabar Baik
Anies menyampaikan bahwa selama ilmuwan belum menemukan penawar wabah ini, mengenakan masker adalah salah satu cara penghentian penularan Covid-19.
"Selama belum ada vaksin, maka vaksin kita adalah masker kita ini, karena itu harus senantiasa dipakai terus," katanya.
Anies meminta masyarakat tertib menggunakan masker di mana saja dan kapan saja, termasuk saat merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah.
"Memperingati 1 Muharram, masuk tahun baru dan semua menggunakan masker. Saya rasa ini pergantian tahun bermasker satu-satunya. Sepanjang perjalanan usia kita, ya baru sekarang kita pakai masker terus-menerus. Ini dalam kondisi wabah, ada pandemi," kata Anies.
Diterjang wabah selama sekitar lima bulan, Anies berharap Jakarta lekas pulih dari pandemi dengan berkolaborasi bersama masyarakat dan tidak hanya mengandalkan kerja pemerintah.
Baca juga: UPDATE 20 Agustus: Tambah 595 Pasien Covid-19 di Jakarta
Untuk mengurangi penularan, maka harus mengurangi interaksi.
"Insya Allah kita bisa segera bebas. Tapi ini membutuhkan kerja bersama. Virusnya menular lewat interaksi," katanya.
Pemprov DKI Jakarta kembali mengumumkan perkembangan terbaru kasus Covid-19 di Ibu Kota, Kamis.
Hari ini, jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta bertambah 595 orang. Meski demikian, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh lebih banyak ketimbang temuan kasus baru, yakni 726 orang.
Di sisi lain, ada 15 pasien Covid-19 yang wafat berdasarkan data hari ini.
Sehingga, secara garis besar, kasus aktif atau jumlah pasien yang sedang ditangani saat ini berkurang 146 orang, menjadi 8.901 pasien.
Pada hari ini, DKI Jakarta memeriksa 6.391 orang menggunakan metode tes swab PCR. Jumlah itu setara 54 persen dari jumlah 11.774 orang yang dites swab PCR di seluruh Indonesia hari ini.
Sepekan terakhir ini, Pemprov DKI Jakarta melakukan tes PCR terhadap 48.477 orang.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Tunda Pasang Masker di Patung Jenderal Sudirman
Jumlah ini setara dengan 4,5 kali dari target minimal yang ditetapkan WHO, yang mengharuskan Jakarta sedikitnya memeriksa 10.645 orang per pekan.
Di sisi lain, data terbaru hari ini membuat positivity rate/rasio temuan kasus positif di Jakarta selama sepekan terakhir turun.
Kemarin, positivity rate Covid-19 DKI Jakarta selama sepekan belakangan mencapai 8,6 persen. Hari ini, angka itu menjadi 7,9 persen.
Meskipun angkanya turun, positivity rate di Jakarta tetap melampaui batas aman WHO.
Badan Kesehatan Dunia itu menetapkan, batas aman positivity rate suatu wilayah idealnya tak lebih dari 5 persen dalam sepekan.
Sejak pandemi merebak pada Maret 2020, hingga kini DKI Jakarta telah melaporkan total 31.757 kasus positif Covid-19.
Sebanyak 21.795 pasien sudah dinyatakan pulih, membuat tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jakarta mencapai 68,6 persen.
Selain itu, 1.061 pasien Covid-19 di Jakarta meninggal dunia. Jumlah kematian ini setara 3,3 persen dari total kasus di Jakarta.
Angka ini sedikit lebih rendah ketimbang tingkat kematian nasional sebesar 4,4 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.