Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahman dan Rahim, Bayi Kembar Siam di Bekasi Meninggal Jelang Operasi Pemisahan

Kompas.com - 21/08/2020, 17:58 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ahmad Rahman Al Ayyubi dan Ahmad Rahim Al Ayyubi, bayi kembar siam dari pasangan suami istri yang tinggal di Kota Bekasi, meninggal dunia, Rabu (19/8/2020) pukul 23.20 WIB.

Anak dari pasangan suami-istri Romi Darma Rachim (35) dan Ika Mutia Sari (30) itu mengalami gangguan pernapasan.

Kondisi ini menggambarkan keadaan yang rumit dari bayi kembar siam menempel di dada dan perut tersebut.

Ika, sang ibu mengatakan, Rahman dan Rahim sebelumnya sudah bolak balik dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.

Baca juga: Kisah Rahman dan Rahim, Bayi Kembar Siam di Bekasi yang Menunggu Operasi

Pertama, pada Maret 2020 lalu, keduanya dirawat di rumah sakit selama beberapa minggu.

Setelah sembuh dan jalani perawatan kembali di rumah, Rahman dan Rahim kembali dirawat pada April 2020.

“Lalu Rahman dan Rahim jalani perawatan April selama sebulan di RS Harapan Kita. Sempat dites swab juga, terus negatif hasilnya dan akhirnya dibawa pulang lagi ke rumah,” ujar Ika kepada wartawan, Jumat (21/8/2020).

Ika mengatakan, usai pulang dari rumah sakit, anaknya kembali sehat. Keduanya terlihat sangat ceria.

Hanya sesekali demam biasa, namun beberapa saat diberi obat, bayi kembar siam itu pulih kembali.

“Dia emang suka demam, tetapi ketika dikasih obat ya udah pulih lagi gitu. Ketawa-ketawa kok, masih bisa main,” ucap dia.

Ika bercerita, beberapa hari belakangan ini, Rahman memang rewel.

Sementara, Rahim, yang mengidap penyakit dandy walker syndrome atau kelainan otak bawaan hanya diam menahan sakit.

“Sering rewel, gelisah gitu belakangan si Rahman. Kalau Rahim diam aja. Tetapi kalau si Rahman sakit otomatis Rahim juga sakit,” ujar Ika.

Ika mengatakan, puncak demam yang tak kunjung sembuh terjadi pada Rabu malam.

Akhirnya, Ika berinisiatif membawa anaknya ke RSUD, rumah sakit terdekat dari rumahnya. Sesampainya di rumah sakit, keduanya langsung diperiksa.

Setelah beberapa saat diperiksa dokter, Ika mendapat kabar mengejutkan. Anak kembar kesayangannya sudah tutup usia di umur 23 bulan.

Kecewa, hancur, dan tak percaya saat itu dirasakan oleh Ika. Ika sempat meminta dokter memeriksa kembali anaknya dengan benar.

Tangisnya pecah saat Rahman dan Rahim dipastikan meninggal.

Rencana operasi pemisahan

Padahal, rencananya September 2020, Rahman dan Rahim akan menjalani operasi pemisahan.

Ika mengaku sangat senang kala mendapat kabar jadwal operasi pemisahan. Ika berpikir penantian dia dan suaminya selama setahun akhirnya terwujud.

“Jadi awalnya dijanjikan Juli untuk operasi pemisahan. Lalu karena dokternya banyak yang nangani Covid-19, akhirnya diundur jadi September mendatang,” ucap dia.

Namun, takdir berkata lain, Rahman dan Rahim dipanggil Yang Kuasa.

“Saya sudah tidak tahu lagi mau berkata apa saat itu. Saya terus meminta dokter untuk memeriksa kembali anaknya. Ya enggak percaya, baru dibawa ke rumah sakit terus dikabarkan sudah meninggal dunia,” kata dia.

Mencoba ikhlas

Ika mengaku hingga kini belum mengetahui penyebab kedua anaknya meninggal.

Ketika di rumah sakit, ia hanya diminta untuk menandatangani surat tanda kematian tanpa diberi tahu penyebab bayi kembarnya itu meninggal.

“Sampai di rumah sakit terus kita dikasih tahu si kembar meninggal dunia. Lalu, diminta tanda tangani surat kematian,” ucap Ika.

Romi Darma Rachim, ayah dari bayi kembar siam itu telah ikhlas atas kepergian Rahman dan Rahim.

Meski berat, bapak empat anak ini tidak ingin sedih berlarut-larut karena masih ada dua anaknya yang harus dirawat.

Riva Al Fahri, anak pertama kini duduk di kelas IV SD dan Milan Azzahra, anak kedua masih di bangku TK.

“Ya tak perlu nangis berlarut-larut karena kan masih ada anak saya ini dua yang masih perlu diurus juga. Yang penting anak kembar siam udah dipanggil Allah udah masuk surga, Insya Allah,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com