JAKARTA, KOMPAS.com - Hilangnya lapangan pekerjaan menjadi salah satu dampak yang dirasakan selama pandemi Covid-19.
Satu persatu karyawan dirumahkan sehinga berujung pada naiknya angka pengangguran. Alhasil, banyak warga yang tak kuat akan tekanan hidup di ibu kota dan memilih untuk pulang kampung.
Bukan hanya karyawan, seniman musik dan tari pun juga demikian.
Mereka yang biasa tampil depan khalayak ramai harus gigit jari lantaran tidak ada panggilan. Hal tersebut dikarenakan pemerintah melarang adanya krumunan dalam satu tempat. Jadi siapa yang mau menonton?
Yani Simbolon (51) salah satunya. Pria yang bekerja sebagai seniman musik Batak ini jadi pihak yang paling merasakan dampak Covid-19.
Baca juga: Apa Pun Akan Aku Jual demi Anak-anak Jadi Sarjana...
Dahulu dia biasa tampil sebagai pemusik di acara pernikahan adat Batak. Hampir setiap minggu jadwal tampi selalu terisi. Dari mulai resepsi sampai bahkan acara music keluarga pun Yani datangi tuk cari sesuap nasi.
Alat musik yang disiapkan pun terbilang banyak.
“Biasanya kalau acara pernikahan ada sulim, ada taganingnya satu, ada kecapi, ada sarune. Kalau Gondang bolon tambah musik lagi. Belum lagi sama tiga penyanyinya,” ucap dia saat ditemui Kompas.com, Jumat (21/8/2020).
Tak heran jika sekali tampil Yani bisa meraup bayaran dari Rp 9.000.000 hingga Rp 16.000.000.
Baca juga: Kisah Mahasiswa Bongkar Celengan Koin Keluarga Hasil Tambal Ban dan Jual Gorengan untuk Bayar Kuliah
“Itu pun harganya berbeda tiap gedung. Tergantung masing-masing gedung pesta,” ucap Yani.
Belum jika mengisi acara keluarga di daerah puncak atau sekitarnya. Bisa–bisa Yani mengantongi uang Rp 1.500.000 hingga Rp 2.000.000 sekali tampil.
Namun sekarang sudah berubah. Yani mungkin hanya bisa mengernyitkan dahi kala mengingat masa keemasan ketika ramai panggilan.
Yani bercerita malapetaka itu datang pada Maret tahun 2020 lalu. Masih ingat betul di benak Yani saat mendapatkan banyak job di bulan itu. Hampir belasan pihak memangil Yani dan timnya untuk mengisi acara di beberapa tempat.
“Bulan itulah pesanan teramai saya selama saya berkarir di musik Batak,” ucap Yani sambil menghela napas.
Baca juga: Nasib Sial Pedagang Gorengan di Pancoran, Ditipu Pembeli dan Motor Dibawa Kabur
Angan pun mulai melayang kala membayangkan total penghasilan yang dia dapat di akhir bulan. Kira-kira, lanjut dia, menyentuh Rp 20.000.000 lebih.