Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Seniman Musik Batak, Hidup dari Pesta ke Pesta Kini Terdampak karena Corona

Kompas.com - 23/08/2020, 07:07 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Namun semua kandas. Tepat di bulan itu Covid-19 pertama kali terdeteksi di Indonesia. Semua acara pun dibatalkan, satu persatu rezeki yang nyaris masuk kantong Yani perlahan pergi.

Yani hanya bisa pasrah. Tak mungkin dia memaksakan acara untuk terus berlanjut.

Bulan demi bulan tanpa panggilan mulai Yani rasakan. Bahkan, lanjut dia, pernah dalam satu bulan tidak ada panggilan sama sekali.

Baca juga: Rahman dan Rahim, Bayi Kembar Siam di Bekasi Meninggal Jelang Operasi Pemisahan

Beruntung putri sulungnnya masih bekerja sehingga bisa membantu perekonomian rumah tangga. Dia juga punya warung sembako di depan rumah.

Walau diakuinya penghasilan warung tak seberapa, Yani masih bersyukur uang tersebut cukup tuk kebutuhan dapur.

“Puji Tuhan anak saya masih kerja seperti biasa, tidak kena potongan gaji dan masih bisa bantu keluarga,” ucap dia.

Sesekali disela sepi, Yani memainkan alat musik yang terpajang rapih di rumahnya. Tuk sekedar menenangkan diri dan melatih beberapa lagu agar tetap lihai.

Namun di tengah alunan musik yang dia mainkan, pikiranya tak lepas dari tanggung jawab Yani sebagai kepala rumah tangga.

Baca juga: Kisah Pilot Jadi Pedagang Mi Ayam Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Biar bagaimana pun, dia harus berperan mencari uang tuk kebutuhan perut istri dan dua anaknya.

Terbesit di kepala Yani ingin berjualan makan dan minuman ringan keliling. Mobil Toyota Kijang miliknya pun ingin disulapnya menjadi warung keliling demi menyambung hidup.

“Jadi setiap malam kita jualan di pintu Jambore atau di tempat- tempat ramai lain,” terang Yani.

Namun karena satu dan lain hal, rencana itu diurungkan.

Sering berjalan waktu, Yani mulai kembali lagi dapat panggilan bermain musik. Bukan untuk acara pernikahan atau acara keluarga, kali ini dia mengisi di acara ibadah untuk orang yang meninggal dunia.

Yani biasa membawakan lagu-lagi gereja untuk mengiringi ibadah pada acara tersebut.

“Ya Puji Tuhan bulan kemarin sama bulan ini sudah lima panggilang untuk main music di acara orang meninggal,” kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com