JAKARTA, KOMPAS.com - Didi Rosadi mondar-mandir di sekitar kolam Taman Martha Tiahahu di kawasan Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (22/8/2020) malam.
Sebuah handy talkie tak lepas dari tangannya. Ia terus mendengarkan setiap suara yang keluar dari handy talkie itu.
Suara pompa air meraung-raung, memekakkan telinga.
Didi beberapa kali menjauh dari dua pompa demi bisa mendengar suara yang keluar dari handy talkie.
Sesekali Didi mengecek kondisi pompa air yang menyedot air dan mengalirkannya lewat sebuah selang. Ia berkoordinasi dengan rekan timnya yang bertugas di pinggir kolam yang juga dikenal dengan sebutan Taman Gajah itu.
Baca juga: Kebakaran di Kejaksaan Agung dan Tanda Tanya soal Keamanan Berkas Perkara Penting
Didi merupakan Komandan Regu Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Sektor IV Pesanggrahan Jakarta Selatan.
Ia sedang memastikan suplai air untuk unit-unit mobil pemadam kebakaran yang bertugas memadamkan api di kantor Kejaksaan Agung pada Sabtu malam itu.
“Sumber air adalah salah satu hal terpenting dalam proses pemadaman api,” kata Didi kepada Kompas.com.
Ia bersama tiga rekannya bekerja jauh dari hiruk pikuk di lokasi kebakaran, yaitu gedung Kejaksaan Agung.
Kolam Taman Martha Tiahahu sekitar 200 meter dari pintu masuk Kejaksaan Agung di sisi Jalan Sultan Hasanuddin.
Air kolam itu disedot dengan dua unit pompa portable.
“Tadi mulai nyedot air dari Taman Gajah pukul 21.00 WIB,” ujarnya.
Dua petugas lain tampak duduk selonjoran di pinggir kolam. Raut wajah mereka tampak lelah. Mereka memakai baju tahan api. Helmnya sedang ditanggalkan.
Satu orang lagi berada di dalam kolam air. Ia berjalan di kolam yang saat itu sedalam 60 sentimeter.
Hampir tiga jam mereka bertugas untuk memastikan ada suplai air buat mobil-mobil pemadam kebakaran. Mereka berulang kali memeriksa mesin dan tuas penyedot.
Selang-selang tampak membulat dan mengular keluar taman. Itu tanda ada air yang mengalir. Di luar taman, ada mobil-mobil pemadam kebakaran terparkir
Saat itu Didi mengatakan bahwa air dari kolam Taman Martha Tiahahu masih mencukupi hingga dua jam ke depan.
Sekitar pukul 00.00 WIB, api masih berkobar di gedung Kejaksaan Agung. Gedung di sisi utara habis terbakar dan api mulai menjalar ke sisi selatan.
Letupan-letupan terdengar dari dalam gedung. Api berwarna merah dan biru melahap bangunan.
Air dari kolam terus disedot. Mesin terus dipacu.
“Panjang selangnya 100 meter sampai unit mobil pemadam kebakaran terdekat. Kemudian, air disuplai lagi ke unit pemadam di depan lagi,” ujar Didi.
Bagi Didi, kerjasama tim diperlukan untuk mempercepat pemadaman api. Ada tim yang bertugas mencari air dan ada juga yang bertugas memadamkan api yang membakar gedung.
Sekitar pukul 20.00 WIB pada Sabtu itu atau satu jam setelah api dilaporkan muncul di gedung Kejagung, petugas pemadam mencari sumber air untuk menambah suplai air.
Petugas pemadam menggunakan sepeda motor untuk mencari sumber air.
“Kalau air terdekat di sini di mana ya?” tanya seorang petugas pemadam kebakaran kepada seorang polisi di dekat perempatan Jalan Bulungan.
Kepala Seksi Operasi Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Sugeng mengatakan, dalam proses pemadaman kebakaran gedung Kejaksaan Agung, pihaknya kesulitan mendapatkan sumber air.
Ada sekitar 12 mobil pemadam kebakaran yang mondar-mandir memasok air.
“Kendalanya kemarin sulit sumber air. Ada empat titik yang jadi sumber air,” ujar Sugeng pada Minggu malam.
Tim pemadam kebakaran mengambil air dari empat titik, yaitu kolam Taman Martha Tiahahu, kolam Taman Ayodya, sumber air di dekat Mabes Polri, dan Kolam Renang Bulungan.
Petugas pemadam juga mengambil air dari hydran-hydran yang ada di sekitar Kejaksaan Agung.
Petugas, lanjut dia, berusaha semaksimal mungkin menyuplai air demi mempercepat pemadaman api.
Kebakaran di gedung Kejaksaan Agung berlangsung selama hampir 11 jam dan baru berhasil dipadamkan dan dilakukan pendinginan pada Minggu kemarin sekitar pukul 06.28 WIB.
Api membakar seluruh gedung Kejaksaan Agung baik di sisi utara maupun selatan.
Api berawal dari unit kepegawaian di lantai enam, kemudian merambat ke lantai yang merupakan tempat pembinaan kepegawaian.
Kedua lantai itu berdekatan dengan lantai tiga dan empat yang masing-masing berfungsi sebagai ruang intelijen.
Api juga melahap ruang kerja Jaksa Agung, ST Burhanuddin.
Sugeng menyebutkan, proses pendinginan sudah selesai pada Minggu pukul 17.30 WIB. Petugas ditarik mundur dan satu unit pemadam kebakaran dari Sektor II Kebayoran Baru tetap disiagakan untuk berjaga di Kejaksaan Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.