Arief mengatakan, guru tersebut sudah tidak lagi mengajar karena sudah sepuh. Namun, dia disebut telah menularkan Covid-19 ke orang-orang yang bersilaturahim ke tempatnya.
"Dia enggak ngajar sebenarnya, dia sesepuh. Tapi, orang kalau ketemu itu mau enggak mau cium tangan, ya namanya sesepuh ya," ujar Arief.
Baca juga: Jaringan Internet Gratis untuk Pelajar dan UMKM di 168 RW Kota Tangerang Sudah Terpasang
Oleh karena itu, Arief meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun bertemu orang yang mereka hormati.
Dia meminta masyarakat tidak melakukan cium tangan atau kontak yang kemungkinan bisa menjadi penularan Covid-19.
"Makanya saya imbau, tanpa mengurangi rasa hormat ya, hindari dululah cium tangan, kan sesepuh kita, kasihan dianya. Dia juga ketularan," kata dia.
Baca selengkapnya di sini.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengungkapkan motif utama di balik penembakan yang menewaskan Sugianto (51) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, 13 Agustus 2020. Auktor intelektualis dari kasus ini adalah NL, karyawati Sugianto.
NL bekerja sebagai karyawan adminstrasi di PT. DTJ milik Sugianto. Selama bekerja di perusahaan tersebut, NL selalu dimarahi oleh Sugianto.
“Yang bersangkutan marah karena sering dimarahi oleh korban dan yang kedua beberapa pernyataan dari korban yang dianggap melecehkan,” kata Nana dalam jumpa pers penangkapan para pelaku di Polda Metro Jaya, Senin (24/8/2020).
NL juga kerap diajak berhubungan badan dengan Sugianto. Bahkan korban sampai menyebut NL sebagai perempuan “tidak laku”.
Perlakuan tersebut membuat NL sakit hati. NL kemudian meminta tolong kepada R alias M, suami sirinya untuk menghabisi korban.
R lalu mencari kelompok sindikat pembunuh yang terdiri DM, SY, S, MR, AJ, DW , R , RS.
Baca selengkapnya di sini.
Remaja 14 tahun berinisial F asal Cengkareng, Jakarta Barat menolak bertemu orangtuanya ketika mendatangi rumah aman.
Komisioner KPAI Putu Elvina mengatakan, orangtua F berinisial R mendatangi korban kemarin, Minggu (23/8/2020).