JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, program grebek lumpur di sungai, kali hingga saluran kecil di Jakarta tetap berjalan meski adanya refocusing anggaran karena ada pandemi Covid-19.
Refocusing anggaran tersebut tidak mempengaruhi mata anggaran untuk pengerukan lumpur karena masuk dalam biaya pemeliharaan.
Juaini menyebutkan, pemeliharaan saluran mikro, makro, penghubung, kali dan sungai tidak boleh berhenti. Hal itu dilakukan untuk mencegah genangan dan banjir yang biasa terjadi di Jakarta saat musim hujan.
"Meskipun terkena refocusing dari anggaran yang ada, tapi pengerukan tetap jalan terus. Tidak ada masalah, karena pemeliharaan tidak boleh berhenti," kata Juaini dalam keterangannya, Kamis (27/8/2020).
Baca juga: Dinas SDA DKI Ajukan Anggaran Rp 5 Triliun untuk Penanggulangan Banjir
Menurut dia, pengerukan lumpur memakai sistem swakelola, melalui anggaran pemeliharaan yang ada di dinas maupun di suku dinas. Nilai anggarannya di setiap sudin bervariasi tetapi total mencapai Rp 80 miliar.
"Jadi tugas kami dari dinas maupun sudin untuk terus melakukan giat grebek lumpur di berbagai tempat. Mulai dari saluran mikro, makro, saluran penghubung, kali-kali dan waduk-waduk," ujarnya.
Juaini memaparkan, refucosing anggaran sebetulnya membuat sejumlah proyek pembangunan tertunda.
Dinas SDA DKI Jakarta awalnya mendapat kucuran anggaran Rp 2 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020. Namun dengan adanya refocusing anggaran Covid-19, alokasi dana yang diterima dinasnya berkurang sekitar 50 persen.
"Itu sekitar menjadi Rp 1,2 triliunan, dana itu ada di dinas dan sudin-sudin di wilayah DKI Jakarta," kata Juaini.
Pada Juli lalu, Pemprov DKI Jakarta telah mendapat pinjaman dana dari pemerintah pusat melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) senilai Rp 12,5 triliun.
Dinas SDA DKI Jakarta mendapat suntikan dana sekitar Rp 5,2 triliun. Dengan demikian Dinas SDA bisa melanjutkan sejumlah program.
Tercatat ada tujuh proyek yang akan dikerjakan dinas itu selama tiga tahun dengan menggunakan dana pinjaman tersebut.
Di antaranya pembangunan polder pengendalian banjir, revitalisasi pompa pengendali banjir, pembangunan waduk pengendali banjir, peningkatan kapasitas sungai dan drainase kali kewenangan kementerian, pembangunan vertikal drainase, serta sistem informasi penunjang banjir.
"Dari tujuh program itu, anggaran terbesar ada pada peningkatan kapasitas sungai dan drainase kali kewenangan kementerian sebesar Rp 2,070 triliun," ujar dia.
Program grebek lumpur telah dikerjakan sejak April lalu sampai akhir tahun 2020.
Tahun ini, ada 13 kali yang menjadi sasaran utamanya program itu yang terbagi di lima wilayah kota, yaitu pengerukan lumpur di Kali Ciliwung segmen Kampung Melayu sampai Jembatan Tongtek sepanjang 5,3 kilometer di Jakarta Timur.
Kemudian pengerukan Kali Ciliwung di segmen Jembatan Tongtek sampai pintu air Manggarai sepanjang 2,7 kilometer di Jakarta Selatan.
Selanjutnya, pengerukan di Kali Kanal Banjir Barat (KBB) segmen Pintu Air Karet sampai Jembatan Roxy sepanjang 13,9 kilometer di Jakarta Pusat. Lalu pengerukan di kali KBB segmen Jelambar sampai Season City sepanjang 1,5 kilometer di Jakarta Barat.
Terakhir, pengerukan di Kali Adem segmen PIK (Pantai Indah Kapuk) sampai Muara Angka sepanjang 3,2 kilometer di Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.