JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan di Jakarta masih menerapkan kebijakan work from home (WFH) pada masa pandemi Covid-19.
Masa pandemi di Jakarta sendiri sudah berjalan selama enam bulan dan meninggalkan kesan bagi warga, termasuk pekerja.
Salah satu pekerja di perusahaan periklanan Ovi (29) mengaku sudah menjalani WFH sejak 17 Maret sampai sekarang.
Ia sempat merasa kesal dengan lambatnya pencegahan dan penanganan Covid-19 di awal pandemi.
Baca juga: PSBB Transisi Berakhir Hari Ini, Bagaimana Kondisi Jakarta di Tengah Pusaran Pandemi Covid-19?
“Sebenarnya dari awal banget sudah gemas ya, kayak enggak ada langkah-langkah pencegahan sama sekali, lalu seperti menyepelekan terus gitu pas awal 2020,” kata Ovi saat dihubungi, Kamis (27/8/2020) siang.
Ia sempat merasa agak aman saat pemerintah memberlakukan PSBB meski kasus positif Covid-19 mulai bertambah banyak.
Ovi mulai menyesuaikan diri saat Pemerintah Provinsi DKI memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi mulai 3 Juli 2020.
“Selama masa PSBB transisi ini gue juga akhirnya beberapa kali keluar rumah, dan seperti yang tadi gue bilang walaupun di mana pun ada protokol kesehatan, tapi tetap ngerasa enggak selalu aman," ujarnya.
Ia melihat masyarakat di sekitar rumahnya di kawasan Mampang Prapatan selalu ramai.
Ovi menilai masyarakat seperti hidup pada era normal dan tak ada virus Covid-19.
Baca juga: Rangkuman PSBB Dua Pekan Terakhir: Positivity Rate Tembus 10 Persen, Pemprov DKI Akan Buka Bioskop
"Serem deh ramai terus Mampang kayak kagak ada virus di sini,” tambah Ovi.
Saat keluar rumah ke daerah Panglima Polim dan Senopati akhir pekan lalu, ia juga melihat banyak anggota masyarakat yang tak menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Di sana, banyak masyarakat yang makan di area kuliner kaki lima tanpa jaga jarak.
"Gue curiga pada ngerasa aman makan di luar kalau duduknya outdoor gitu deh, bukan di dalam restorannya. Padahal, buat gue mah sama saja seremnya. Kan kita enggak tahu ya orang lain tuh ke mana aja, papasan sama siapa aja,” pungkas Ovi.
Pelonggaran PSBB saat itu membuat masyarakat sempat acuh dengan protokol kesehatan, seperti tak menjaga jarak.