Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSBB Transisi Berakhir Hari Ini, Masyarakat Kecewa Berdiam Diri di Rumah Enam Bulan Tanpa Hasil

Kompas.com - 27/08/2020, 16:38 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Ia khawatir anak muridnya tak mudah menyerap pelajaran ketika belajar secara virtual.

“Saya rindu ngajar secara langsung, apalagi banyak murid baru yang saya tidak tahu gimana personalnya secara langsung,” kata dia.

Melihat situasi Covid-19 yang makin banyak merebak ke masyarakat membuatnya pesimistis bahwa Jakarta akan beraktivitas normal lebih cepat.

Ia miris melihat banyak anggota masyarakat yang masih abai terhadap Covid-19 semenjak PSBB dilonggarkan.

Padahal, Nova sudah berdiam diri di rumah dengan harapan virus mematikan ini bisa kelar lebih cepat.

Baca juga: Rangkuman PSBB Dua Pekan Terakhir: Positivity Rate Tembus 10 Persen, Pemprov DKI Akan Buka Bioskop

Terlebih lagi, tak terbayangkan jika mengingat perjuangan tenaga kesehatan selama ini sulitnya bekerja berjam-jam dengan alat pelindung diri (APD) untuk terhindar dari Covid-19.

Perjuangan tenaga kesehatan seolah dipandang sebelah mata oleh segelintir masyarakat yang masih abai.

“Paling susah numbuhin kesadaran masyarakat kan, jadi sebenarnya kuncinya di masyarakat juga. Kita tidak bisa kerja sendiri,” kata dia.

Sementara itu, Vinto (24), warga Cakung, sempat merasa frustrasi ketika harus berdiam diri di rumah selama enam bulan.

Sebab, ia kerap diejek oleh temannya karena tetap di rumah meski pemerintah telah melonggarkan PSBB.

Namun, ia tetap bersikeras di rumah karena terbukti pemerintah sampai saat ini belum mampu menangani Covid-19 dengan baik.

Baca juga: Minta PSBB Transisi Diperpanjang, Politisi PDI-P: Gubernur Juga Harus Turun Mengawasi

“Ya intinya lihat saja negara kita, tidak pernah grafik Covid-19-nya melandai, malahan naik terus. Padahal, tesnya sedikit dan masih di bawah standar minimal WHO.”

“Hal dasar yang perlu dilakukan (pelacakan kasus dan tes masif) aja belum maksimal terpenuhi. Saya khawatir kita terjebak dalam waktu lama dengan pandemi ini,” ucap dia.

Oleh karena itu, ia sangat berharap pemerintah lebih proaktif untuk menangani kasus Covid-19.

Untuk kebijakan yang berpeluang menimbulkan penyebaran Covid-19, ia meminta pemerintah menghentikannya.

Ia juga meminta pemerintah untuk menggencarkan tes masif, bahkan hingga ke daerah-daerah terpencil.

Selain itu, ia berharap pemerintah meningkatkan kualitas rumah sakit untuk isolasi sehingga bisa menampung banyak pasien Covid-19. Dengan begitu, ia berharap kasus Covid-19 di Indonesia segera berakhir.

“Kasihan dokter dan rumah sakit, suatu hari pasti akan menemui batas kemampuannya karena pemerintah tidak pernah mengendalikan wabah dengan baik. Kalau dokter dan rumah sakit sudah menemui batas kemampuannya, wabah makin liar,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com