Keduanya saat ini menjalani isolasi mandiri karena tidak bergejala. Sementara itu, ASN yang positif Covid-19 di kantor Kecamatan Sukmajaya menjalani isolasi di rumah sakit.
Menyusul temuan itu, kantor Dinas PAPMK di Balai Kota Depok maupun kantor Kecamatan Sukmajaya ditutup sementara untuk sterilisasi dan disinfeksi selama satu pekan.
Baca juga: 5 Fakta Istri Wali Kota Depok Positif Covid-19
Kedua kantor dijadwalkan baru buka lagi pada 2 September mendatang.
Kasus terbaru, istri Wali Kota Depok Muhammad Idris, yaitu Elly Farida, juga dinyatakan positif Covid-19. Elly diduga tertular dari ASN di kantor Kecamatan Sukmajaya pada 23 Agustus ketika keduanya hadir dalam sebuah acara yang disebut mengundang kerumunan.
Sebanyak tujuh kru Elly maupun suaminya pun tertular virus corona, 2 di antaranya yakni asisten serta sopir pribadi Elly. Mereka harus dirawat di rumah sakit.
Sementara itu, Wali Kota Depok Mohammad Idris dan anggota keluarga lainnya dinyatakan negatif Covid-19.
Kini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok punya agenda melakukan pelacakan kontak yang cukup luas.
Soalnya, para ASN tersebut diperkirakan tidak hanya sempat berkontak erat dengan sesama pegawai tetapi juga bertemu dengan warga selama bekerja.
"Jumlah kontak erat sedang kami tracing (telusuri). Ada beberapa agenda yang harus dilakukan tracing dan berapa jumlahnya," ujar Dadang.
"Jadi tracing tidak hanya kepada ASN di kantor kecamatan tetapi juga ke warga yang kontak erat," tambah dia.
Penelusuran terhadap kontak erat kasus Covid-19 di Dinas PAPMK dan kantor Kecamatan Sukmajaya baru mulai dilakukan kemarin.
Oleh karenanya, bukan tak mungkin jumlah ASN yang terpapar Covid-19 akan bertambah setelah penelusuran dilakukan.
Di samping itu, sehubungan dengan merebaknya virus corona di tengah masyarakat, Gugus Tugas juga berencana menggelar tes swab kepada para ASN yang melakukan pelayanan langsung kepada warga.
"Misalnya mereka yang bekerja di perizinan, administrasi seperti kependudukan dan catatan sipil, kemudian di dinas perhubungan, Satpol PP dan yang lain lagi. Jadi, ini untuk mendeteksi penularan di lingkungan ASN dan untuk warga," kata dia.
Dadang mengklaim, porsi tes akan diutamakan bagi warga.
"Komposisi antara ASN dan warga tentunya lebih banyak kepada warga. Kami prioritaskan warga-warga yang akan dilakukan swab," ujarnya.
Penelusuran kontak erat dilakukan oleh tim tracing dan puskesmas, termasuk di dalamnya penelusuran kontak erat terhadap warga.
Guna mempercepat penelusuran, Dadang meminta warga yang merasa kontak erat tetapi belum dihubungi tim tracing maupun puskesmas agar melapor ke puskesmas supaya dapat dilakukan tes swab atau rapid test.
"Bagi warga yang merasa melakukan kontak erat dan belum dihubungi oleh tim tracing atau puskesmas, agar dapat melapor diri ke puskesmas atau mengisi Google form di alamat http://bit.ly/SwabTestDinkes2020," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.