Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Seniman Betawi Jaga Tradisi di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 28/08/2020, 08:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi pekerja atau pengiat seni tradisi, bertahan di tengah serbuan budaya pop merupakan suatu perjuangan. Adanya pandemi Covid-19 yang kini mewabah menjadi cobaan baru bagi mereka.

Bergam pertunjukan yang biasanya dilakoni kini tak bisa lagi digelar karena ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, kreativitas tidak boleh berhenti.

Itulah yang kini coba dilakukan pria yang akrab dipanggil Bang Djay, seniman Betawi asal Tangerang Selatan.

Dia mencoba untuk tetap berkreasi. 

Bang Djay merupakan salah satu pendiri perguruan silat Yayasan Beksi Sanghiyang Putih Tangerang Selatan. Pencak silat sudah mendarah daging bagi Bang Djay.

Baca juga: Alunan Musik dan Seni Betawi Menemani Pemudik di Terminal Pulogebang

Kepiawaiannya menguasai berbagai jurus pencak silat membuat dia ikut serta dalam pementasan palang pintu. Atraksi beladiri berpadu dengan pantun itu biasa dipertunjukkan pada upacara pernikahan masyarakat Betawi.

Tetapi, sejak pandemi Covid-19 melanda, pementasan palang pintu dan lenong terhenti . Soalnya pesta pernikahan atau cara yang membuat orang berkumpul tidak boleh digelar selama pandemi Covid-19.

"Pandemi Covid-19 ini sangat memukul kami pelaku seni. Karena memang pertunjukan gambang kromong, lenong hingga palang pintu tidak ada ruang untuk interaksi dengan audiens. Begitu ada Covid-19 aja," kata Bang Djay, Kamis (27/8/2020).

Sebelum pandemi Covid-19 menerpa, pementasan palang pintu bisa digelar dua hingga tiga kali seminggu.

"Sebelum pandemi, main palang pintu itu bisa dua sampai tiga kali. Kadang kami sampai pecah tim karena waktunya bentrok pada pernikahan," kata dia dengan logat Betawai yang kental.

Pementasan berhenti bukan berarti tak ada kegiatan lagi. Bang Djay bersama rekan seperguruan tetap menjalani rutinitas berlatih. Tentu saja mereka mengedepankan protokol kesehatan.

Baca juga: Mengenang Perjalanan Karier Omas, dari Lenong Betawi hingga Sinetron Kejar Tayang

"Misal kemarin musim layangan, buat layangan. Tapi tetap di situ diisikan nuansa budayanya ada," ucapnya.

Bang Djay juga mencoba bertahan dengan melestasikan kuliner tradisonal Betawi. Ia kini sibuk membuat bir pletok.

Sebetulnya, Bang Djay telah bertahun-tahun memperkenalkan bir pletok. Saat ada pandemi Covid-19 ini, minuman yang terbuat dari jahe, sereh dan rempah itu banyak diburu orang. Ia pun lebih tekun lagi membuat bir pletok itu.

Baca juga: Asal-usul Bir Pletok, Bir Tanpa Alkohol Khas Betawi

"April itu bisa habis 100 botol per hari. Karena sifatnya memang ingin melestarikan, jadi sudah lima tahun saya tidak menaikan harga. Satu botol isi 250 mililiter (harganya) Rp 10.000," kata dia.

Agar lebih dikenal orang, Bang Djay bermitra dengan rumah makan Betawi yang ada di Tangerang Selatan. Belum lama ini dia menyuplai bir pletok ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.

"Ada yang saya gratiskan, ada yang bayar. Dan sekarang bir pletok juga sudah ada di Grai Lengkong tempat oleh-oleh Tangsel. Launching saat puncak Covid-19," ujar dia.

Bang Djay berharap pandemi Covid-19 segera berlalu agar dia dan teman-temannya bisa menampikan pementasan budaya Betawi lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com