Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Sanggar Lenong Betawi Bertahan walau Tanpa Pemasukan

Kompas.com - 28/08/2020, 09:07 WIB
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beryl Gondrong (54) sedang mengamati anak-anak didiknya berlatih lenong. Ia bediri di ujung teras, menatap sekumpulan anak-anak dan pemuda yang tengah berdialog.

Sesekali Beryl mengisap rokok di tangan kirinya sambil memperhatikan dialog anak-anak dan para pemuda itu. Mereka berdialog dengan logat Betawi yang kental.  

 “Eh penonton...,” teriak seorang pemeran pria berpeci hitam dan bersabuk khas pemuda Betawi.

“Oy,” jawab para penonton yang duduk bersila di ubin teras.

Baca juga: Mengenang Perjalanan Karier Omas, dari Lenong Betawi hingga Sinetron Kejar Tayang

Beryl mengemban tugas sebagai pemimpin sanggar Wong Condet beranggota 35 orang yang terdiri dari anak muda dan orang tua.

Setiap Kamis dan Minggu sore mereka berkumpul untuk latihan. Namun selama pandemi  Covid-19, Beryl dan para anak didiknya tak lagi mencicipi megahnya panggung pentas.

Sejak Covid-19 merebak Maret lalu, sanggarnya sudah tak menyelenggarakan pentas lagi karena ada larangan orang berkumpul selama pandemi.

 “Kami terakhir tampil bulan Januari di Monas, acara Indonesia Bersatu. Sampai sekarang belum tampil lagi,” kata dia di Rumah Kreatif Condet, Jakarta Timur, Kami (27/8/2020) kemarin.

Beryl dan anak buahnya biasanya tampil lima kali setahun. Kadang tampil di panggung kesenian, tak jarang di hotel-hotel.

Penghasilan mereka terbilang lumayan. Sekali tampil bisa meraup bayaran Rp 15 juta.

“Nanti itu dibagi rata ke semua yang main. Misalkan ada 15 orang yang ikut, ya dibagi rata,” kata pria bernama asli Muhammad Subur Pranata itu.

Walau sudah tidak tampil berbulan-bulan, para pemain lenong tidak kehilangan semangat. Dari awal wabah Covid-19 merebak sampai sekarang ini, mereka  tetap latihan seperti biasa, tentunya dengan meggunakan masker dan menaati protokol kesehatan.

Saat latihan, pakaian para pemain pun lengkap bak sedang tampil. Semangat begitu membara walaupun mereka sadar tak ada pemasukan yang diperoleh.

Terkadang untuk sekedar mencari tempat latihan saja mereka kesusahan. Beryl harus minta tolong ke sana–sini demi dapat tempat agar anak didiknya bisa berlatih.

Suasana latihan Lenong di Rumah Kreatif Condet, Jakarta Timur, Kamis  (27/8/2020)KOMPAS.COM/WALDA MARISON Suasana latihan Lenong di Rumah Kreatif Condet, Jakarta Timur, Kamis (27/8/2020)

 “Kendala kami tempat, karena kami pindah-pindah. Biasanya di gedung Seni Karawitan yang punya Dinas Pariwisata di jalan Balai Rakyat sana. Kadang-kadang di sana boleh kadang-kadang enggak boleh,” ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com