Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Ditutup, Alasan Perusahaan di Kabupaten Bekasi Tak Lapor Karyawannya Terpapar Covid-19

Kompas.com - 29/08/2020, 09:19 WIB
Cynthia Lova,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (AKPINDO) Kabupaten Bekasi Sutomo mengaku banyak perusahaan diam saat ada karyawannya yang terpapar Covid-19.

Sebab perusahaan khawatir disuruh berhenti beroperasi jika ketahuan ada karyawannya yang terpapar Covid-19.

"Setelah saya pantau, teman-teman industri merasa takut ketika dia mau lapor nanti ditutup lagi perusahaannya. Akhirnya mereka maunya rahasia,” ujar Sutomo saat dihubungi, Jumat (28/8/2020).

Sutomo mengatakan, rata-rata perusahaan baru melapor ketika karyawannya yang terpapar Covid-19 sudah tak bisa ditangani.

Baca juga: Soal Pabrik Jadi Klaster Covid-19, Pemkab Bekasi Sebut Penularan Terjadi di Luar Tempat Kerja

Hal tersebutlah yang menjadi penyebab tingginya angka karyawan terinfeksi di suatu perusahaan.

“Karena tidak hisa ditangani dengan baik (oleh perusahaan) maka nempel (virus corona) lah ke semua (banyak karyawan),” kata dia.

Sutomo mengatakan, sebenarnya rata-rata perusahaan telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Namun, diakuinya perusahaan tak bisa memantau 24 jam aktivitas karyawan di luar perusahaan. Sehingga, transmisi penyebaran Covid-19 itu akhirnya terjadi di luar area perusahaan itu.

Baca juga: Klaster Industri Ditemukan, Ridwan Kamil Berharap Pabrik Tidak Tutup

“Karyawan hanya bisa dikontrol selama delapan jam, ini yang sulit masing-masing virus dari luar dibawa ke perusahaan. Jalan (protokol kesehatan), tetapi untuk langkah langkah maksimal pemerintah tidak tahu. Tidak ada pelaporan secara detail, kalau ada kasus baru di perusahaan baru terbongkar semua,” kata dia.

Oleh karena itu, Sutomo mengatakan, dirinya berniat untuk mengumpulkan stakeholder mulai dari Dinkes maupun Dinas Ketenagakerjaan untuk menjamin perusahaan selama masa pandemi ini.

Menjamin yang dimaksud adalah bahwa jika perusahaan lapor rutin perkembangan Covid-19 di perusahaan maka aktivitas perusahaan tak perlu ditutup.

Rencananya tanggal 3 September mendatang akan ada pertemuan serikat buruh, perusahaan, Dinas Ketenagakerjaan, dan Dinas Kesehatan.

Baca juga: Ridwan Kamil: Ada Klaster Baru Covid-19 di Kawasan Industri Cikarang, Termasuk Pabrik LG dan Suzuki

Dengan adanya pertemuan itu, ia berharap dapat mengantisipasi penyebaran Covid-19 di perusahaan secara masif.

“Jadi lebih ada sebuah jaminan, ya sudah kami lapor saja yang pasti tidak mungkin ada penutupan jika dari awal lapor maka bisa diantisipasi (kasus Covid-19 yang menyebar),” tutur dia.

Adapun pada Jumat (28/8/2020), Pemkab Bekasi mengumumkan ada 71 karyawan pembuatan motor Suzuki di Tambun I Kabupaten Bekasi terpapar Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com