Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polsek Ciracas Diserang untuk Kedua Kalinya, Begini Cerita Penyerangan pada 2018

Kompas.com - 29/08/2020, 10:29 WIB
Vitorio Mantalean,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Markas Polsek Ciracas dibakar sekelompok massa tak dikenal, Sabtu (29/8/2020) dini hari.

Insiden ini menjadi kali kedua yang terjadi dalam kurun tak sampai dua tahun.

Medio Desember 2018 silam, insiden yang persis sama juga terjadi di Polsek Ciracas.

Kepolisian melontarkan pernyataan yang persis sama dengan insiden hari ini.

"Ada sekelompok orang yang kita belum tahu berasal dari mana," ujar Irjen Idham Azis, Kapolda Metro Jaya ketika itu.

Salah satu warga di sekitar lokasi kejadian, S (72), mengatakan, massa sudah mulai berdatangan sejak pukul 22.00 WIB.

Baca juga: Kaleidoskop 2018: Malam Mencekam di Polsek Ciracas...

Mereka mengendarai sepeda motor dan kendaraan roda empat dari arah Pasar Rebo dan mulai memarkirkan kendaraannya di Jalan Raya Bogor, tepatnya di depan markas Polsek Ciracas.

Akibatnya, jalan tertutup dan tak bisa dilintasi kendaraan lain.

"Datang dari arah sana (Pasar Rebo). Parkir motor semua di jalan sini. Di Pasar Rebo ditutup, di sana ditutup. Sama dia itu, pendemo (massa). Enggak boleh ada mobil yang lewat," ujar S saat ditemui Kompas.com, Rabu (12/12/2018).

Warga yang penasaran dan ingin melihat kejadian ini pun diusir oleh orang-orang tersebut, bahkan ponsel warga yang sedang merekam turut diambil.

"Diambil HP-nya, enggak boleh direkam. Kita enggak ada yang berani deket sih, diusirin pada. Saya enggak berani dekat, saya di sini (pinggir kali). Yang dekat diusir," ujarnya.

Baca juga: Misteri Pembakaran Kantor Polsek Ciracas

Sebelum perusakan berlangsung, lampu Mapolsek Ciracas dipadamkan.

"Warga enggak ada yang berani. Urusannya dia sama polsek saja, warga enggak ada. Kita sih asal diuber pada larian," kata dia.

Warga lainnya, R, menyebut melihat sekitar 200 orang berpakaian sipil sudah mengepung Polsek Ciracas.

Meski demikian, ia menyebut bahwa kelompok tersebut didominasi sosok “berambut cepak dan berbadan tegap”.

Saat itu, ia baru saja balik dari Pasar Kramat Jati. Dia melihat para polisi dari polsek berlindung ke rumah-rumah warga.

"Polisinya ngehindarlah, namanya 200 orang. Lewat sini, tapi ditutup. Dia (mereka) ngecek orang yang ngeroyok kagak ada, makanya diserang," ujarnya.

Buntut pengeroyokan

Insiden pada 2018 kemudian mencuatkan isu ketegangan antara dua korps bersenjata republik, TNI dan Polri.

Diduga pembakaran Polsek Ciracas pada 2018 silam erat kaitannya dengan pengeroyokan anggota TNI beberapa hari sebelumnya.

Kala itu, Kapolres Jakarta Timur Kombes Yoyon Tony menjelaskan, mulanya anggota TNI AL Kapten Komaruddin terlibat percekcokan dengan seorang juru parkir.

Namun, percekcokan tersebut berujung terjadinya pengeroyokan terhadap anggota TNI AD, Pratu Rivonanda, yang mulanya ingin melerai.

Baca juga: Kronologi Penyerangan Polsek Ciracas Versi Kodam Jaya

Tak selesai sampai di situ, anggota TNI tersebut mencari para pelaku pengeroyokan ke permukiman warga sekitar lapangan tembak.

Salah satu pelaku yang ikut mengeroyok dibawa ke Polsek Ciracas.

Meski begitu, pada Selasa (11/12/2018), kedua belah pihak sempat memutuskan untuk berdamai dengan menyelesaikan secara kekeluargaan.

Namun, massa yang belum terima dengan penyelesaian tersebut akhirnya menyerang Polsek Ciracas.

Sejumlah kendaraan di Mapolsek Ciracas dibakar dan dirusak. Selain gedung yang juga terbakar, tiga orang polisi mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

Baca juga: Fakta-fakta Perusakan Polsek Ciracas hingga Rabu Siang

Setelahnya, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya/Jayakarta Kolonel Inf Kristomei Sianturi mengklaim, pihaknya akan melakukan pemeriksaan internal terkait dugaan keterlibatan anggota TNI dalam pembakaran Polsek Ciracas.

Tentara yang terbukti terlibat dalam penyerangan dan sejumlah perusakan rumah di Ciracas, kata dia, akan ditindak tegas.

"Pasti (ditindak dengan tegas), harus peradilan militer. Ini lebih berat, saya pastikan lebih berat. Bisa dipenjara, dipecat. Hilang pekerjaan," ujar Kristomei saat itu.

Usai peristiwa pembakaran Polsek Ciracas, polisi gencar memburu juru parkir yang disebut telah mengeroyok dua anggota TNI tersebut.

Baca juga: Polsek Ciracas Diserang, Mobil dan Area Parkir Dibakar, Pelaku Diduga Sekitar 100 Orang

Di tengah pengejaran polisi, rumah milik salah satu tersangka beserta rumah milik orangtuanya dirusak.

Tak sampai dua hari setelah perusakan kantor Polsek Ciracas, 5 orang yang diklaim sebagai tersangka pengeroyokan TNI, dicokok polisi.

Sayangnya, kelanjutan kasus ini seakan menguap.

Polisi membekuk 5 orang yang disebut sebagai pengeroyok tentara, namun tak pernah menyampaikan kejelasan soal identitas pelaku penyerangan Polsek Ciracas dan bagaimana kelanjutan proses hukumnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya saat itu, Kombes Argo Yuwono irit bicara.

"Masih penyelidikan," ujar Argo, Jumat (14/12/2018).

Baca juga: Dua Mobil Dibakar di Polsek Ciracas, Milik Wakapolsek dan Mobil Patroli

Saat ditanya perkembangan penyelidikan itu, Argo mengatakan, "Enggak usah tanya kasus itu lagi.”

Sebagian pihak berharap, insiden ini tak sampai membuat ketegangan antara TNI dan Polri meruncing. Keduanya didesak agar menguak kasus ini secara terang-benderang.

"Investigasi atas perusakan Mapolsek Ciracas harus dilakukan penuh oleh institusi kepolisian dan bila cukup bukti, para pelakunya harus diadili secara obyektif dan berkeadilan," kata Direktur Eksekutif Amnesty International yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Usman Hamid dalam jumpa pers bersama koalisi masyarakat sipil, Jakarta, Senin (17/12/2018).

"Proses hukum terhadap kasus ini penting dilakukan demi menjamin persamaan, meskipun ada indikasi kuat bahwa mereka adalah oknum anggota TNI yang nama-nama maupun kesatuanya seharusnya mudah ditelusuri," ucap dia.

Baca juga: Kapolda Metro Jaya: Penyerang Polsek Ciracas Juga Rusak Pertokoan

Maka dari itu, lanjutnya, Polri dan TNI didesak agar transparan dan akuntabel dalam mengusut kejadian ini.

"Sebab, pengungkapan dan penegakan hukum hingga tuntas atas peristiwa ini penting demi rasa keadilan umum dan memastikan agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi ke depan," paparnya.

Hampir dua tahun sejak insiden itu, perstiwa serupa nyatanya terjadi lagi.

Mapolsek Ciracas dibakar pada Sabtu dini hari, mengakibatkan sejumlah kendaraan polisi rusak dan 2 anggota luka lebam.

Baca juga: 2 Polisi Terluka di Insiden Polsek Ciracas akibat Pukulan Benda Tumpul

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus seperti dikutip Kompas TV, sampai saat ini polisi belum mengetahui identitas massa yang melakukan penyerangan.

Namun, Yusri menaksir massa yang menyerang Polsek Ciracas diperkirakan berjumlah mencapai 100 orang.

Sebelum penyerangan itu, sejumlah warganet melaporkan adanya sweeping di jalan raya dan perusakan terhadap beberapa kendaraan warga.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi yang disampaikan oleh kepolisian mengenai duduk perkara penyerangan Polsek Ciracas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com