JAKARTA, KOMPAS.com - Penyerangan sejumlah pertokoan milik warga sipil dan fasilitas Polri di kawasan Ciracas, Jakarta Timur pada Sabtu (29/8/2020) dini hari, memasuki babak baru.
TNI mengakui bahwa aksi anarkistis tersebut diduga dilakukan oleh sejumlah oknum tentara. Pemicunya, para oknum prajurit termakan hoaks yang disebar seorang anggota TNI.
Insiden penyerangan Markas Polsek Ciracas sudah terjadi kedua kali. Sebelumnya, Polsek tersebut diserang massa pada Desember 2018.
Kali ini, TNI berjanji akan menindak semua oknum tentara yang terlibat.
Hoaks pengeroyokan
Penyerangan tersebut berawal dari kecelakaan yang melibatkan anggota TNI, Prada MI, di kawasan Ciracas.
Para prajurit tidak mengecek kebenaran informasi terlebih dulu terkait kecelakaan tersebut. Mereka terprovokasi informasi hoaks.
Baca juga: Kronologi Massa Serang Polsek Ciracas, Pertokoan, hingga Warga Dipicu Hoaks yang Disebar Oknum TNI
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjelaskan, Prada MI mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai sepeda motor di sekitar Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, tepatnya di dekat pertigaan lampu merah Arundina.
Akibat kecelakaan itu, MI menderita luka di bagian wajah dan tubuh.
Kepada pimpinannya, Prada MI mengaku mengalami kecelakaan tunggal. Namun, informasi berbeda disampaikan MI kepada rekan-rekannya.
MI mengaku dikeroyok sejumlah orang. Selain itu, para prajurit juga mendapat informasi yang menghina TNI.
"Sebetulnya yang bersangkutan itu menyampaikan kepada pimpinannya, ditanya oleh pimpinannya, kamu sebetulnya seperti apa? (Ilham menjawab) saya kecelakaan tunggal," kata Dudung.
"Tetapi yang bersangkutan justru memberikan informasi kepada kawan-kawannya di grup maupun ada seniornya bahwa dia dikeroyok, nah itu yang tidak benar," lanjutnya.
Baca juga: Pangdam Jaya Menyayangkan Para Prajurit Termakan Hoaks hingga Picu Penyerangan Polsek Ciracas
Kabar bohong tersebut kemudian memicu amarah para tertara. Jiwa korsa jadi alasan.
Dudung menyayangkan para anggotanya tidak terlebih dulu memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Informasi tersebut sebetulnya harus dicerna dulu, apakah betul, kan begitu. Mungkin namanya prajurit masih muda begitu harusnya dia lapor ke pimpinannya, apakah betul ada kejadian seperti itu. Kalau lapor pimpinan, saya yakin akan terkendali, tidak mungkin kejadian seperti ini," jelas Dudung.
Komentar Panglima TNI
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, Prada MI menyebarkan berita bohong kepada rekan-rekannya sesama anggota TNI melalui pesan elektronik bahwa dia telah dikeroyok sehingga menyebabkan luka di wajah dan tubuhnya.
"Ditemukan bahwa prajurit MI telah menghubungi 27 orang rekannya," ujar Hadi, Minggu (30/8/2020).
Hadi menekankan, berdasarkan keterangan saksi dan rekaman CCTV, Prada MI memang mengalami kecelakaan tunggal dan tidak ada pengeroyokan.